KHYBER PAKHTUNKHWA (Arrahmah.id) – Setidaknya enam polisi tewas dalam penyergapan saat mereka berpatroli di sebuah kendaraan di provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan barat laut, dalam salah satu serangan paling mematikan dalam beberapa bulan.
Pejabat lokal mengatakan kepada Al Jazeera, insiden itu terjadi pada Rabu pagi (16/11/2022) ketika kendaraan mereka ditembaki di kota Lakki Marwat, sekitar 200 km (125 mil) dari ibu kota provinsi Peshawar.
Polisi mengatakan tidak ada kamera keamanan yang dipasang di area tempat insiden itu terjadi. Investigasi telah diluncurkan.
Dalam sebuah pernyataan, kelompok bersenjata terlarang Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), juga dikenal sebagai Taliban Pakistan, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, menambahkan bahwa penyerangnya berhasil kembali ke tempat yang aman.
Taliban Pakistan, telah mengobarkan pemberontakan bersenjata di Pakistan selama lebih dari satu dekade, menyerukan penegakan hukum Islam yang lebih ketat, pembebasan anggota mereka dari tahanan pemerintah dan pengurangan kehadiran militer Pakistan di wilayah suku.
Pada Mei tahun ini, kelompok itu memperpanjang perjanjian gencatan senjata tak terbatas dengan Islamabad, dengan pembicaraan yang ditengahi oleh Imarah Islam Afghanistan.
Namun serangan Taliban Pakistan belum berhenti, terutama di provinsi Khyber Pakhtunkhwa.
Dalam sebuah pernyataan, kantor Perdana Menteri Shehbaz Sharif mengutuk serangan terbaru itu, menyebut polisi sebagai garda depan melawan terorisme.
“Jangan sampai kita salah. Terorisme terus menjadi salah satu masalah utama Pakistan. Angkatan bersenjata dan polisi kami telah dengan gagah berani melawan momok itu,” kicaunya di Twitter.
Pejabat polisi mengatakan kepada Al Jazeera bahwa itu adalah serangan keempat terhadap petugas penegak hukum dalam beberapa minggu terakhir.
Menurut data yang dikumpulkan oleh Institut Studi Perdamaian Pakistan (PIPS), sebuah organisasi penelitian yang berbasis di Islamabad, setidaknya 65 serangan serupa terjadi di Khyber Pakhtunkhwa tahun ini, menewaskan sedikitnya 98 orang dan melukai 75 lainnya. (haninmazaya/arrahmah.id)