MELBOURNE (Arrahmah.id) – Seorang siswa di Australia menjadi korban Islamofobia ketika gurunya memaksa seluruh siswa di kelasnya untuk melihat kartun Nabi Muhammad yang menyinggung.
“Guru media saya memasang kartun ini di televisi dan kemudian mengatakan itu adalah Nabi Muhammad. Itu benar-benar mengguncang saya. Saya benar-benar sedih dan kaget,” kata siswa kelas 11 Sara Ammar dari Melbourne kepada Anadolu Agency pada Sabtu (12/11/2022).
Gadis berusia 16 tahun itu mengatakan dia bukan satu-satunya yang terkejut, tetapi semua orang di kelas juga terkejut atas insiden tersebut.
“Mereka semua terdiam seperti aku,” ungkap Ammar.
Ammar juga menjelaskan bahwa ada beberapa siswa Muslim lainnya di kelasnya.
Meskipun dia menyatakan ketidaknyamanannya dengan kartun tersebut, gurunya tidak menjawab permintaannya untuk meninggalkan kelas.
“Guru terus berbicara tentang bagaimana Muslim membunuh orang tak bersalah yang membuat kartun itu,” katanya, mencatat bahwa dia tidak ingin anak-anak lain mengalami penghinaan serupa.
“Ini sangat traumatis,” katanya.
Ayahnya Muhammad Ammar menuntut agar guru tersebut diskors dan berharap ada permintaan maaf resmi dari sekolah.
“Kami tidak dapat menerima apa pun yang bertentangan dengan Nabi kami dan agama Islam,” katanya. “Ketika saya pergi untuk menjemputnya, dia mulai menangis. Dia mengatakan bahwa mereka telah menunjukkan isinya.”
Tepat setelah episode Islamofobia, Muhammad Ammar berbicara dengan pejabat sekolah dan menulis surat ke departemen pemerintah terkait.
Pihak berwenang kemudian menghubungi kakak Ammar tentang kejadian tersebut dan keluarganya menerima email dari seorang anggota parlemen.
Majalah mingguan Prancis, Charlie Hebdo, menerbitkan kartun Nabi Muhammad yang menghujat pada tahun 2015, yang memicu protes besar-besaran di seluruh dunia Muslim. (rafa/arrahmah.id)