AFRIKA (Arrahmah.com) – Meskipun harapan AS telah terpenuhi, yaitu meninggalnya Syeikh Usamah bin Ladin (Insha Allah syahid), gerakan Islam tidak menderita sedikitpun, cabang Al Qaeda dan kelompok Salafi yang berada di jalan yang sama, bukan hanya tidak melemah, bahkan terus memperkuat pengaruh mereka, termasuk di negara Afrika, Nigeria, yang sebelumnya tidak pernah dianggap oleh Amerika sebagai sumber Jihad, lapor situs UmmaNews.
Mujahidin Nigeria tetap aktif di wilayah timur laut Nigeria. Tujuan mereka sama dengan para pejuang al Qaeda. Pergerakan ini telah didirikan sejak tahun 2002. Mereka sebelumnya dikenal dengan Boko Haram yang jika diartikan bermakna haram mengikuti pendidikan, kebudayaan dan nilai-nilai Barat.
Pertumbuhan jumlah pejuang Boko Haram merupakan peringatan lainnya bagi Barat, karena menunjukkan seberapa cepat cabang Al Qaeda bisa tumbuh, berkembang dan akhirnya menjadi ancaman bagi rezim boneka lokal, AS dan sekutunya.
Pejuang Islam Boko Haram melakukan operasi militer aktif yang mencakup serangan terhadap gedung-gedung pemerintahan, pos pemeriksaan polisi boneka, penyitaan senjata dan amunisi serta pelatihan terhadap pemuda Muslim yang ingin terjun ke medan Jihad di wilayah padang pasir di kota-kota perbatasan antara Nigeria dan Niger.
Aktivitas Mujahidin bertujuan untuk menggulingkan rezim pro-AS dan mendirikan pemerintahan Islam.
Kelompok ini didirikan di kota Kanam. Pada tahun 2003, Boko Haram mulai beroperasi di kota-kota besar lainnya termasuk Maiduguri dan Damaturu, ibukota Yobe dan Borno.
Boneka Nigeria mengambil upaya bersama untuk membendung serangan Mujahidin.
Di bulan Juni, hanya berselang satu bulan setelah Inspektur Jenderal Polisi Hafiz Ringim telah menegaskan bahwa ia bertekad akan menghilangkan Jihad, Mujahidin melancarkan operasi istisyhad di markas kepolisian di ibukota, Abuja. Tujuan utama dari mereka adalah untuk membunuh Hafiz Ringim dan ia nyaris lolos.
Bulan lalu, Mujahidin meledakkan bom mobil di gedung PBB di Abuja. Sebagai hasil dari serangan ini, setidaknya 16 agresor asing tewas. Operasi ini merupakan peringatan bagi rezim yang berkuasa di Nigeria dan aliansi Barat.
Pejabat Barat telah berasumsi bahwa beberapa tokoh senior rezim telah memberikan dukungan rahasia kepada Mujahidin.
Banyak orang kaya di Nigeria telah memberikan sumbangan besar untuk sekolah-sekolah Islam dan lembaga Islam lainnya. Para ahli takut bahwa mereka juga mendanai mujahidin.
Perhatian serius agen intelijen Barat adalah proliferasi pergerakan Islam di seluruh Afrika, di selatan Sahara. Lemahnya perlindungan di perbatasan Nigeria memungkinkan untuk Nigeria dan Mujahidin Somalia dari harakah al-Shabaab untuk bekerja sama di antara mereka dan dengan gerakan-gerakan Islam lainnya di Afrika.
“Destabilisasi luas daerah tersebut”, itulah bagaimana para ahli menggambarkan situasi saat ini di Afrika. Kontak “Boko haram” dengan al-Shabaab di selatan dan Al-Qaeda Islamic Maghreb di utara benua, tidak bisa tidak menimbulkan kekhawatiran utama aliansi Barat.
Ini menjadi sangat jelas bahwa prospek penyatuan semua Mujahidin di Afrika dan pembentukan front Islam bersatu semakin dekat. (haninmazaya/arrahmah.com)