JAKARTA (Arrahmah.id) – Ribuan massa memadati area Patung Arjuna Wijaya atau Patung Kuda Monas, Jakarta Pusat dalam Aksi Bela Rakyat (Akbar) Gerakan Nasional Pengawal Rakyat (GNPR) Jilid 3 pada Senin (10/10/2022), yang disebut juga sebagai Aksi 1010.
Aksi yang dimulai pukul 13.00 dengan korlap Buya Husein itu membawa tiga tuntutan atau Tritura sebagaimana tuntutan pada aksi Jilid 1 dan 2.
Isi dari tiga tuntutan rakyat tersebut yaitu turunkan harga BBM, turunkan harga-harga, dan tegakan supremasi hukum.
Massa kemudian menggelar shalat ghaib untuk mendoakan korban tragedi Stadion Kanjuruhan.
Sebelum menggelar shalat ghaib, orator dari mobil komando terlebih dahulu menjelaskan kepada peserta aksi mengenai tata cara pelaksanaan shalat ghaib.
“Ayo semua doakan untuk saudara kita korban tragedi di Stadion Kanjuruhan, semoga arwah mereka husnul khatimah,” ujar orator melalui pengeras suara.
Setelah mendengarkan penjelasan tata cara pelaksanaan shalat ghaib, para peserta aksi membentuk barisan atau shaf untuk segera melaksanakan shalat ghaib berjamaah, yang diimami oleh Habib Idrus.
Setelah melaksanakan ibadah tersebut para peserta aksi menggelar dzikir bersama di ruas Jalan Medan Merdeka Barat.
Sebagaimana diketahui, tragedi memilukan terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, pada Sabtu (1/10), ketika Arema FC menelan kekalahan atas Persebaya Surabaya.
Awalnya, beberapa supporter dari Arema FC, atau yang dikenal dengan Aremania, memasuki lapangan setelah peluit tanda berakhirnya pertandingan ditiup.
Berusaha mengendalikan situasi, jajaran pengamanan menembaki gas air mata ke beberapa arah kerumunan suporter, bahkan ke tribun yang masih banyak suporter Aremania.
Kondisi akhirnya menjadi semakin mencekam karena banyak suporter yang terinjak-injak hingga sesak napas akibat gas air mata yang ditembakkan ke tribun stadion.
Akibat tragedi tersebut, lebih dari 120 orang meninggal dunia dan 500 orang lainnya mengalami luka-luka. (rafa/arrahmah.id)