TEPI BARAT (Arrahmah.id) – Seorang pemuda gay asal Palestina ditemukan tewas dipenggal di wilayah Hebron, Tepi Barat yang diduduki “Israel”, seperti dilansir AFP pada Sabtu (8/10/2022).
Kepolisian Palestina mengungkapkan bahwa pemuda tersebut adalah Ahmed Abu Murkhiyeh (25). Ia ditemukan tewas pada Rabu (5/10) waktu setempat.
Kelompom hak asasi manusia (HAM) “Israel” meyakini bahwa murkhiyeh dibunuh karena orientasi seksualnya, namun otoritas keamanan Palestina membantah tuduhan tersebut.
Dalam pernyataan pada Kamis (6/10) waktu setempat, Kepolisian Palestina menyebut pembunuhan Murkhiyeh mewakili ‘kejahatan jenis baru’ di Tepi Barat, namun tidak merinci soal motif pembunuhan.
Kepolisian juga membantah Murkhiyeh seorang gay atau penyuka sesama jenis. Sejumlah sumber otoritas keamanan Palestina menuturkan kepada AFP bahwa pembunuhan itu terkait dengan perdagangan narkoba.
Kematian brutal Murkhiyeh terekam dalam sebuah video yang beredar luas di media sosial. Sejumlah sumber keamanan Palestina telah mengonfirmasi keaslian video itu.
Beberapa kerabat Murkhiyeh menuturkan dia dibunuh ‘saat mengunjungi keluarganya di Hebron’.
Keterangan berbeda dibeberkan oleh Rita Petrenko, yang merupakan direktur badan amal hak-hak kaum gay “Israel”, Al-Bait al-Mokhtalef. Ia menyebut Murkhiyeh berada di Tel Aviv dan menghubungi staf organisasinya beberapa jam sebelum dibunuh.
Menurut Petrenko, Murkhiyeh tidak pernah menyebutkan rencana berkunjung ke Hebron. Petrenko menyebut dirinya sebagai teman dari Murkhiyeh.
Dijelaskan oleh Petrenko bahwa Murkhiyeh mendekati organisasi yang dipimpinnya pada April tahun lalu, setelah kabur dari Tepi Barat di mana Murkhiyeh takut dianianaya karena orientasi seksualnya.
“Setelah dia kabur, dia tidak menghubungi keluarganya. Saya meyakini bahwa dia dibunuh karena orientasi seksualnya,” ucap Petrenko, yang mempertanyakan bagaimana bisa Murkhiyeh berakhir di Hebron pada hari kematiannya.
Sebagaimana diketahui, homoseksual tidak ilegal di Tepi Barat, namun tetap tabu di masyarakat Palestina. Sementara “Israel” diketahui memberikan sejumlah kecil izin tinggal kepada kaum LGBTQ yang takut dipersekusi di wilayah Palestina.
Petrenko menuturkan bahwa Murkhiyeh tinggal di tempat penampungan komunitas di “Israel” dan tengah mempersiapkan permohonan suaka ke Kanada sebelum dibunuh. Diklaim oleh Petrenko bahwa dirinya membantu Murkhiyeh mendapatkan status hukum di “Israel”.
Dalam penyataan terpisah, keluarga Murkhiyeh menyebut pemuda itu selama ini tinggal di Yordania. (rafa/arrahmah.id)