JAKARTA (Arrahmah.id) – Aliansi Mahasiswa Islam (AMI) kembali menggelar aksi di depan kantor Kedubes China, Jakarta, Jumat (30/9/2022). Mereka masih menyuarakan soal pelanggaran HAM terhadap etnis muslim Uighur dan kelompok masyarakat lainnya di negeri tirai bambu tersebut.
Dalam pernyataan persnya, Koordinator Aksi, Adi Setya Negara menyampaikan, tindakan China membunuh jutaan muslim Uighur di Xinjiang yang masih menjadi warga negaranya sendiri, hingga saat ini belum juga usai. Meski sejumlah fakta beserta bukti konkrit kejahatan kemanusiaan yang jelas melanggar Hak Asasi Manusia itu telah beredar luas dan ditentang keras oleh sejumlah negara di dunia, Beijing, selalu membantahnya.
“Bukan hanya ke muslim Uighur, kekejaman komunis China juga dirasakan masyakat Tibet, Mongolia, Hong Kong dan Taiwan,” kata Adi, lansir VIVA.
Terbukti, lanjutnya, paham komunis China sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup umat manusia di dunia. Dan bangsa Indonesia sendiri pernah mengalami getirnya kekejaman paham komunis, yakni saat Partai Komunis Indonesia yang berupaya mengubah haluan NKRI menjadi komunis seperti Tiongkok.
Adi mengatakan tepat di tanggal 30 September, 57 tahun lalu PKI dengan sadisnya melakukan Gerakan 30 September atau dikenal dengan G30S-PKI, yakni aksi keji di luar batas prikemanusiaan, menganiaya, menyiksa hingga membunuh 7 jenderal yang menentang paham sekaligus ideologi komunis yang kini dianut China.
“PKI lantas memasukkan 7 jasad pahlawan revolusi tersebut ke lubang buaya,” tandasnya.
Ia mengungkapkan sebelum aksi biadab G30S-PKI, tanggal 5 Agustus 1965, DN Aidit dan istrinya, bersama Wakil Sekretaris PKI Jusuf Adjitorop bertemu dengan Mao Zedong seta para pemimpin China, termasuk Perdana Menteri Zhou Enlai, Deng Xiaoping, hingga Liu Shaoqi, untuk memberitahu rencana jahat tersebut.
Atas dasar itulah, ungkap Adi, Aliansi Mahasiswa Islam yang berasal dari berbagai universitas di Indonesia, menyuarakan sekaligus mengajak masyarakat untuk mewaspadai masuknya paham dan ideologi komunis China yang jahat, merusak dan mampu memusnahkan peradaban umat manusia.
Kemudian, AMI juga mengajak masyarakat untuk menolak lupa dan terus memperjuangkan keadilan atas semua kejahatan kemanusiaan yang patut diduga telah dilakukan oleh China, mulai dari pembantaian umat muslim Uighur, kejahatan terhadap masyakat Tibet, Mongolia, Hong Kong, dan Taiwan, dan menjadi “kiblat” PKI membunuh 7 jenderal revolusi.
(ameera/arrahmah.id)