ISLAMABAD (Arrahmah.id) — Pakistan telah menolak tawaran bantuan kemanusiaan sebesar 14 taka atau Rp 2,2 miliar untuk bencana banjir dari Bangladesh. Penolakan didasarkan atas sejarah kedua negara yang pernah bergabung.
Beberapa waktu lalu, Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengumumkan bantuan kemanusiaan untuk Pakistan yang tengah menghadapi bencana banjir dahsyat yang menewaskan banyak korban jiwa.
Hasina menggarisbawahi, meskipun Bangladesh telah memenangkan Perang Pembebasan 1971 melawan Pakistan, itu adalah tugas mereka untuk membantu Pakistan seperti yang selalu ditekankan oleh founding father mereka, Bangabandhu Sheikh Mujibur Rahman.
Namun ANI News (15/9/2022) melaporkan, Angkatan Darat Pakistan menolak tawaran tersebut karena dinilai dapat merusak citra Islamabad.
“Mengambil bantuan apa pun dari negara yang pernah menjadi bagian dari Pakistan bisa memalukan bagi Angkatan Darat Pakistan yang masih menyangkal genosida yang dilakukan olehnya terhadap Bangladesh pada tahun 1971,” lapor Bangladesh Live News.
Sementara itu, Kementerian Penanggulangan Bencana dan Bantuan Bangladesh dilaporkan mengalokasikan dana untuk 10 ton biskuit, 10 ton kue kering, 100 ribu tablet penjernih air, 50 ribu paket larutan garam oral, 5.000 kelambu, 2.000 selimut, dan 2.000 tenda untuk dikirim ke Pakistan.
Menurut Badan Penanggulangan Bencana Nasional Pakistan, hujan monsun lebat yang belum pernah terjadi sebelumnya dan gletser yang mencair di pegunungan utara Pakistan mengakibatkan banjir besar yang mempengaruhi hampir 33 juta orang.
Sejauh ini, bencana banjir sudah menewaskan sekitar 1.355 orang, termasuk lebih dari 450 anak-anak. Hampir 80 distrik terdampak oleh banjir.
Pemerintah Pakistan telah mengimbau masyarakat internasional untuk memberikan bantuan. Amerika Serikat (AS) telah merespon dengan mengumumkan bantuan sebesar 30 juta dolar AS. Sementara bantuan juga telah dijanjikan oleh Inggris, UEA, Arab Saudi, China, Qatar, dan Turki. (hanoum/arrahmah.id)