TEL AVIV (Arrahmah.id) – “Israel” telah menawarkan bantuan pertahanan dunia maya ke Albania sebagai tanggapan atas serangan siber Iran pada Juli, yang mengakibatkan kebocoran dokumen dari pemerintah Tirana dan data pribadi tentang warga negara Albania.
Wakil Menteri Luar Negeri “Israel” Idan Roll bertemu dengan Menteri Luar Negeri Albania Olta Xhacka pada konferensi di Berlin kemarin, dan “menawarkan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman Israel dalam pertahanan dunia maya.” Roll juga “menyatakan penghargaan Israel” atas keputusan Tirana untuk mengusir diplomat Iran. “Kami akan terus mempererat kerja sama antara ‘Israel’ dan Albania,” katanya di Twitter seperti dilansir MEMO (13/9/2022).
Albania memutuskan hubungan diplomatik dengan Teheran pekan lalu karena serangan siber. Pemerintah Albania mengatakan bahwa Iran melancarkan serangan untuk melumpuhkan fasilitas umum dan mendapatkan akses ke data di departemen pemerintah. Perdana Menteri Edi Rama mengatakan bahwa penyelidikan menetapkan bahwa serangan Juli tidak dilakukan oleh individu atau kelompok independen. “Itu adalah agresi negara.”
Kedua negara memiliki hubungan yang tegang sejak 2014, ketika Albania menerima sekitar 3.000 anggota kelompok oposisi Organisasi Mujahidin Rakyat Iran, yang juga dikenal dengan nama Farsi Mujahideen-e-Khalq. Mereka telah menetap di sebuah kamp dekat Durres, pelabuhan utama negara itu. Albania mengatakan sebelumnya bahwa mereka telah menggagalkan sejumlah serangan yang direncanakan oleh agen Iran terhadap kelompok oposisi.
Selain itu, Washington memberlakukan sanksi terhadap Kementerian Intelijen dan Keamanan Nasional Iran dan Menterinya Esmail Khatib, setelah mengungkapkan bahwa Teheran berada di balik serangan dunia maya yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap anggota NATO Albania. Departemen Keuangan AS mengklaim bahwa kementerian Iran menjalankan beberapa jaringan untuk spionase elektronik, peretasan, dan ransomware.
“Serangan siber Iran terhadap Albania mengabaikan norma-norma perilaku negara masa damai yang bertanggung jawab di dunia maya, yang mencakup norma untuk menahan diri dari merusak infrastruktur penting yang menyediakan layanan kepada publik,” kata Wakil Menteri Keuangan AS untuk Terorisme dan Intelijen Keuangan Brian E. Nelson. (haninmazaya/arrahmah.id)