BOGOR (Arrahmah.com) – Penganut Tariqat Qadiriyah Naqsabandiyah (TQN), saat ini berkabung atas wafatnya Pimpinan TQN Suryalaya, KH Shohibulwafa Tajul Arifin alias “Abah Anom” pada Senin (5/9/2011) di Tasikmalaya, Jawa Barat pada pukul 11.55 WIB di usia 96 tahun atau bertepatan dengan hari Milad Pesantren Suryalaya 5 September 1905..
.
Ketua Yayasan Pesantren Serba Bakti Suryalaya Perwakilan Kota Bogor, Edgar Suratman mengatakan bahwa “Abah Anom” merupakan guru panutan bagi murid-muridnya dan masyarakat luas.
“Wafatnya Abah Anom cukup mengagetkan, karena kondisi kesehatan beliau cukup baik. Namun kami ikhlas melepas kepergian almarhum dan mendoakan agar semua amal ibadahnya diterima Allah SWT,” kata Edgar Suratman.
Awalnya Edgar Suratman beserta jajaran pengurus dan anggota Pesantren Serba Bakti Suryalaya Perwakilan Kota Bogor pada Kamis (1/9) berkunjung ke kediaman “Abah Anom” di Pesantren Suryalaya, Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya. Kunjungan yang dimaksudkan sebagai halal bihalal Idul Fitri tersebut diterima langsung oleh Abah Anom.
“Saat kami berkunjung, kondisi kesehatan Abah Anom masih baik, tidak terlihat gejala sakit,” papar Edgar Suratman yang juga Asisten Daerah Bidang Kemasyarakatan Pemkot Bogor.
Oleh karena itu, begitu mendapatkan informasi wafatnya Abah Anom pada Senin (5/9) siang, Edgar dan rombongan Pesantren Suryalaya Perwakilan Kota Bogor bergegas berangkat ke Tasikmalaya untuk melakukan takziah dan ikut menyalatkan.
Yayasan Pesantren Serba Bakti Suryalaya Perwakilan Kota Bogor memiliki ratusan organisasi “manaqib” yang tersebar di penjuru kota. Masing-masing”manaqib” memiliki sekitar 500 jamaah. Jamaah manaqib Suryalaya se-Kota Bogor mencapai 40 ribu orang, papar Edgar.
Pengikut Toriqot Qodiriyah Naqsabandiyah Suryalaya yang dipimpin Abah Anom dari Dalam dan Luar Negeri diperkirakan mencapai jutaan orang.
Edgar mengatakan, “Wafatnya Abah Anom merupakan kehilangan besar. Tidak hanya bagi organisasi dan jamaah TQN Suryalaya namun juga bagi umat Islam Indonesia, karena beliau merupakan ulama besar bangsa ini yang pengaruhnya diakui hingga Mancanegara.”
Pesantren Suryalaya selain dikenal sebagai pusat pengembangan ajaran Tariqat Qadiriyah Naqsabandiyah dinilai memiliki kontribusi besar dalam rehabilitasi narkoba melalui pengembangan “Majelis Al-Inabah” yang menjadi mitra utama Mabes Polri dan lembaga-lembaga anti Narkoba.
Pesantren Suryalaya juga memiliki jenjang pendidikan yang lengkap, mencapai 13 buah, mulai unit TK hingga perguruan tinggi dengan jumlah santri mencapai ribuan orang.
Jenazah Abah Anom yang masih dibaringkan di masjid itu belum dapat dimakamkan karena masih banyaknya pelayat yang terus berdatangan. Rencananya jenazah almarhum akan dimakamkan di kompleks pemakaman Suryalaya, di Tanjungkerta, Tasikmalaya, pada Selasa (6/9). (dbs/arrahmah.com)