JAKARTA (Arrahmah.id) – Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra Romo Muhammad Syafi’i menyinggung kasus KM 50 dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Romo meminta agar Kapolri tetap melakukan audit terhadap Satgasus Merah Putih meski sudah dibubarkan.
Pasalnya, Satgasus yang dipimpin oleh Ferdy Sambo itu diduga terlibat dalam kasus KM 50. Menurut dia, audit Satgasus itu harus dilakukan untuk mengungkap secara rinci terkait aliran dana tim tersebut.
“Mungkin dengan audit kita bisa lihat benang merah Satgasus dengan KM 50,” ujarnya. Lebih lanjut, Romo juga meminta kepada Kapolri agar pengurus Satgasus itu tidak lagi menjadi bagian dari institusi Polri.
Romo menilai misteri pada kasus KM 50 lebih hebat dibandingkan dengan kasus pembunuhan Brigadir J yang saat ini sudah memasuki tahap penyidikan.
“Misteri KM 50 lebih hebat dibanding kematian [Brigadir] J,” ujar Romo di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, pada Rabu (24/8/2022).
Ia kemudian mengungkapkan rumor soal terdapat mobil yang sama muncul di lokasi kejadian KM 50 dan pembunuhan Brigadir J.
Romo lantas menilai peristiwa KM 50 itu masih banyak misteri yang belum terungkap ke publik. Salah satunya terkait dengan CCTV yang dikatakan rusak.
“CCTV rusak tapi tidak ada penjelasan. Lokasi dihilangkan. Itu penghilangan barang bukti,” tandasnya.
Sebagaimana diketahui hingga saat ini kasus pembunuhan enam pengawal Habib Rizieq Shihab atau yang dikenal dengan Laskar FPI di Tol Jakarta-Cikampek KM 50 pada Senin (7/12/2020) masih terus menjadi keprihatinan bagi umat Islam khususnya keluarga enam korban pembunuhan tersebut, karena dalang dan aktor pelaku pembunuhan dinilai masih disembunyikan.
Walaupun sudah ada sidang tapi sidang kasus itu dinilai hanya dagelan dan rekayasa oleh keluarga korban, sehingga mereka tidak ada yang tertarik menghadiri persidangan tersebut.
Bahkan nama baik keenam korban juga belum dibersihkan karena mereka dituduh membawa senjata api dan senjata tajam untuk menyerang Petugas. Padahal menurut keluarga korban dan kuasa hukum semua pemuda yang tewas ditembak tersebut tidak ada yang membawa senjata tajam apalagi senjata api. (rafa/arrahmah.id)