RIYADH (Arrahmah.id) — Arab Saudi dilaporkan meminta kelompok perlawanan Palestina Hamas untuk berdamai dengan Israel usai komunikasi di antara mereka beberapa waktu ini, ungkap Al Mayadeen (14/8/2022).
Sebelumnya Al Mayadeen menyebutkan bahwa Hamas berkomunikasi dengan Arab Saudi dengan harapan membebaskan beberapa anggotanya yang saat ini ditahan di kerajaan tersebut.
Lebih dari dua tahun lalu, otoritas Saudi menangkap puluhan warga Palestina atas tuduhan terorisme. Banyak dari tahanan adalah anggota Hamas, termasuk perwakilan gerakan itu di kerajaan Mohamad Saleh al-Khudari.
Al Mayadeen mengatakan bahwa Hamas menghubungi kepemimpinan Saudi melalui seorang tokoh Palestina terkemuka yang tinggal di kerajaan.
Sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Al Mayadeen bahwa Arab Saudi memberi tahu Hamas bahwa mereka akan membangun kembali hubungan dengannya dan membebaskan semua anggotanya hanya jika menerima persyaratan Kuartet Internasional di Timur Tengah.
Sumber tersebut mencatat bahwa kerajaan tidak meminta gerakan tersebut untuk memutuskan hubungan dengan Iran seperti yang terjadi selama komunikasi sebelumnya.
Kuartet didirikan pada tahun 2002 oleh PBB, AS, Uni Eropa dan Rusia untuk membantu meluncurkan kembali proses perdamaian Israel-Palestina.
Di antara kondisi yang ditetapkan oleh Kuartet adalah pengakuan hak Israel untuk eksis serta semua perjanjian terkait perdamaian yang ditandatangani oleh otoritas Palestina.
“Hamas terkejut dengan persyaratan Arab Saudi agar penyelesaian dicapai dengan pendudukan,” kata sumber al Mayadeen.
“Hamas memberi tahu mediator Palestina terkemuka di Arab Saudi tentang penolakan kategorisnya terhadap penyelesaian apa pun dengan Israel atau dimulainya kembali hubungan dengan Arab Saudi, jika atas dasar ini.”
Hamas telah membantah laporan al Mayadeen, menyangkal adanya komunikasi baru-baru ini dengan Arab Saudi mengenai masalah tahanan. (hanoum/arrahmah.id)