MOSKOW (Arrahmah.com) – Seorang aktivis kemanusiaan terkenal di Moskow, Lev Ponomarev menerbitkan sebuah artikel mengenai situasi narapidana di dalam penjara dan kamp konsentrasi Rusia. Di dalamnya, ia mengatakan bahwa penjara Rusia jauh lebih buruk dibanding Abu ghraib.
“Informasi tentang penjara Abu Ghraib di Irak telah sangat terkenal, seluruh dunia membicarakannya. Putin mengatakan kepada Amerika : Anda menuntut keterbukaan dan pengungkapan kepada kami-dan lihat apa yang terjadi di halaman Anda sendiri. Medvedev juga menyatakan hal serupa.”
Ya, itu adalah penghinaan langsung terhadap tahanan. Tapi mereka tidak dibunuh, mereka bahkan tidak disiksa. Mereka hanya difoto tanpa busana, perbuatan yang sangat biadab dan memalukan.
Tapi di Rusia, menjadi sebuah hal yang harus dilakukan setiap harinya, para tahanan diwajibkan untuk telanjang, beberapa kali dalam sehari. Kemudian mereka dipaksa berlutut dan mencari sesuatu di anus. Beberapa kali sehari! Di beberapa penjara Rusia dan kamp-kamp konsentrasi, itu menjadi sebuah kebiasaan.
Belum lagi, misalnya, adanya ancaman perkosaan nyata, tetapi berbagai keluhan tidak pernah sampai kepada otoritas yang lebih tinggi. Karena jika seseorang diperkosa, dia maupun keluarganya tidak akan pernah diakui.
“Aku tahu sebuah kasus di mana seorang pria muda, berusia delapan atau enam belasan, saya tidak ingat persis, dilemparkan ke sel yang paling jelek dengan telanjang. Dan setelah itu ia menggantung diri. Apa yang terjadi padanya di dalam sel, kita hanya bisa menebak. Kasus itu tidak diselidiki, itulah yang menakutkan,” ungkapnya dalam artikel tersebut.
Yang paling mengerikan adalah apa yang disebut zona penyiksaan. Misalnya di Penjara
Investigasi rusia, sebuah film dokumenter memuat tentang hal itu. Seorang pengacara yang merekamnya, ada upaya yang mengancam hidupnya, namun untungnya gagal. Film tersebut dipublikasikan secara online. Juga dipublikasikan laporan mengenai penyiksaan di penjara itu. Disebutkan bahwa penyiksaan dilakukan untuk polisi dan FSB Rusia.
“Terdapat laporan tentang seorang pria yang berpartisipasi dalam pemukulan dan mungkin juga pembunuhan. Ia telah bertobat dan memberikan kesaksian. Kesaksian direkam oleh pengacara tersebut. Kami mengadakan konferensi pers mengenai hal ini, para pengacara juga berkumpul untuk membaca kesaksian orang itu, namun pihak berwenang Rusia tidak pernah menyelidiki kasusnya.” (haninmazaya/arrahmah.com)