MADINAH (Arrahmah.id) — Setelah ramai seorang jurnalis Yahudi Israel mengunjungi tanah suci Mekkah, kini ramai kembali informasi bahwa seorang rabbi Yahudi pun ikut mengunjungi Madinah. Padahal kedua kota tersebut terlarang untuk orang non-muslim masuk.
Adalah Rabbi Jacob Herzog (46), seorang kepala rabi tidak resmi Arab Saudi, yang ikut meramaikan berbondong-bondongnya jurnalis dan pejabat pemerintah Israel menghabiskan hari Shabbat mereka di Arab Saudi sekaligus pertemuan puncak antara Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Putra Mahkota kerajaan Mohammed bin Salman (MBS).
Dilansir The Jerusalem Post (23/7/2022), Herzog, yang semula adalah seorang pengusaha Israel-Amerika, memutuskan pergi ke Arab Saudi empat tahun lalu.
“Seorang teman saya mengatakan kepada saya bahwa jika saya berbicara bahasa Arab, dan merasa nyaman di Timur Tengah, saya harus pergi ke Arab Saudi,” katanya, seperti dikutip The Jerusalem Post.
Empat tahun kemudian, dia memproklamirkan diri sebagai “Kepala Rabbi Kerajaan Arab Saudi”.
Herzog kemudian berkenalan dengan Klaus Kleinfeld, mantan CEO kota baru Arab saudi yang sedang dibangun bernama Neom, yang rencananya akan menggabungkan teknologi dan fungsi kota pintar sebagai tujuan wisata.
“Orang-orang Yahudi datang ke Arab Saudi, terutama untuk pekerjaan dan pariwisata,” ujarnya menanggapi perkenalnnya dengan mantan CEO Neom.
“Sebagian besar ekspatriat yang datang ke Arab Saudi adalah dokter, guru, dan karyawan dari semua mega proyek internasional yang sedang berlangsung ini.”
Dia menjelaskan bahwa persentase tertentu dari ekspatriat ini adalah orang Yahudi.
“Katakanlah orang Yahudi adalah satu persen dari semua orang yang datang ke kerajaan ini.”
Dia mengklaim bahwa ada sekitar 1.000 orang Yahudi AS yang tinggal di Arab Saudi saat ini.
Berdasarkan statistik, “ada sekitar 100.000 ekspatriat AS di Arab Saudi, jadi 1% di antaranya adalah 1.000. Namun ada juga Yahudi dari negara lain seperti Inggris, Prancis, dan Afrika Selatan.
“Saya melihat Arab Saudi bertahun-tahun yang lalu. Saya punya banyak buku tentang masalah ini. Jadi saya mulai melihat Arab Saudi secara keseluruhan,” jelasnya, “Saya melihat Arab Saudi itu sangat menari. Di mana pun Anda melihat, Anda dapat melihat pertumbuhan pesat, infrastruktur, perawatan kesehatan, AI, keamanan siber. Saya kagum. Saya sadar: Siapa yang akan mengurus kebutuhan keagamaan mereka?”
Herzog lalu berbicara pada istrinya, Rebbetzin Devora Lea Herzog, bahwa dia ingin pergi ke Arab Saudi dan mengatur orang-orang Yahudi di Arab Saudi dalam komunitas yang teratur.
Ketika dia datang ke Arab Saudi, dia disambut hangat.
“Di semua bagian kota, tidak hanya di kawasan diplomatik, di tempat-tempat yang ekstrim pun, saya disambut dengan hangat,” katanya.
“Saya akan tinggal di Arab Saudi bersama keluarga saya; anak tertua saya berusia 20 tahun dan putri bungsu saya berusia satu tahun. Istri saya melihat dirinya sebagai bagian dari proyek saudi 2030 bersama banyak wanita Yahudi di sana.” (hanoum/arrahmah.id)