ANKARA (Arrahmah.id) – Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan kemarin bahwa dukungan Rusia dan Iran untuk rezim Suriah Bashar Asad tidak dapat diterima oleh Ankara.
Cavusoglu menambahkan bahwa negaranya memiliki perbedaan pendapat dengan Rusia dan Iran mengenai hal ini, dan bahwa Turki telah menangguhkan operasinya terhadap Unit Pertahanan Rakyat (YPG) di Suriah sebagai bagian dari janji yang dibuat oleh Amerika Serikat dan Rusia untuk membersihkan wilayah tersebut dari kelompok “teroris”, tetapi ini belum tercapai, lansir MEMO (22/7/2022).
“Ini telah mendorong para teroris untuk melanjutkan serangan mereka terhadap oposisi Suriah, tentara dan polisi Turki, dan juga di tanahnya,” tambahnya. Turki menganggap YPG sebagai cabang Suriah dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh AS, UE, dan Turki. AS, bagaimanapun, mendukung YPG dalam upayanya untuk memerangi “kelompok-kelompok teror” di Suriah.
Diplomat tinggi Turki menekankan bahwa “organisasi teroris melakukan serangan langsung terhadap Turki dari Suriah yang menyebabkan kematian tentara dan polisi dan pembunuhan warga sipil tak berdosa.”
“Dalam kasus seperti itu, ancaman akan terus berlanjut selama teroris ini ada di sini. Kami tidak bisa mengikat tangan kami, lagipula kami tidak menerima izin dari siapa pun dalam operasi yang kami lakukan selama ini,” tambahnya.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan baru-baru ini mengatakan bahwa file operasi militer baru di Suriah utara akan tetap menjadi agenda Ankara sampai kekhawatiran keamanan nasionalnya dihilangkan. (haninmazaya/arrahmah.id)