ANKARA (Arrahmah.id) — Turki memperingati orang-orang yang terbunuh dalam kudeta gagal pada 15 Juli 2016, lansir Anadolu Agency (15/7/2022).
Sejak ditetapkan pada Oktober 2016, setiap tahun Turki memperingati 15 Juli sebagai Hari Demokrasi dan Persatuan Nasional, dengan acara-acara yang diadakan secara nasional untuk memperingati mereka yang kehilangan nyawa karena berhasil memukul mundur para komplotan kuedeta dan mengenang keberanian bangsa.
Organisasi Teroris Fetullah (FETO) dan pemimpinnya yang berbasis di AS (Amerika Serikat) Fetullah Gulen mengatur kudeta gagal, yang menyebabkan 251 orang tewas dan 2.734 terluka.
Ankara juga menuduh FETO berada di belakang operasi jangka panjang untuk menggulingkan negara melalui infiltrasi institusi Turki, khususnya militer, polisi, dan peradilan.
Upaya FETO untuk menggulingkan pemerintah dimulai sekitar pukul 10 malam waktu setempat (1900GMT) pada 15 Juli 2016 dan digagalkan pada pukul 8 malam keesokan harinya.
Berdiri melawan ancaman, warga Turki dengan berani menunjukkan kepada dunia bahwa mereka tidak akan mentolerir segala upaya untuk menggulingkan pemerintahan Turki yang dipilih secara demokratis.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan secara konsisten memperingatkan negara-negara yang mendukung atau menampung buronan anggota FETO tentang bahaya yang mereka lakukan karena “FETO adalah kelompok teror berdarah yang menyembunyikan wajah gelapnya dengan kedok penipuan.”
Selama bertahun-tahun, komunitas internasional secara bertahap memahami bahwa FETO bukanlah gerakan sosial, tetapi kelompok teror dan berbahaya dengan tujuan politik dan ekonomi.
Setelah upaya kudeta, FETO dinyatakan sebagai organisasi teror oleh berbagai negara dan organisasi internasional.
Pada Oktober 2016, pada sesi Dewan Menteri Luar Negeri ke-43, Organisasi Konferensi Islam menyatakannya sebagai organisasi teror.
Selain itu, Republik Turki Siprus Utara juga menyatakan FETO sebagai organisasi teror, seperti yang dilakukan Mahkamah Agung Pakistan dalam putusan Desember 2018.
Sebagai hasil dari upaya Turki pada pertemuan puncak para pemimpin NATO bulan lalu di Madrid, Spanyol, FETO ditetapkan sebagai kelompok teror untuk pertama kalinya, menurut presiden Turki.
Turki terus melakukan upaya untuk membasmi infiltrasi FETO di luar negeri. (hanoum/arrahmah.id)