WASHINGTON (Arrahmah.com) – Menlu AS, Hillary Clinton, rencananya akan menghadiri pembicaraan internasional di Paris pada hari Kamis mendaang dalam rangka ‘membantu’ pemberontak Libya membentuk pemerintahan interim dan mempersiapkan demokrasi untuk negeri Afrika Utara itu, sejumlah pejabat menyatakan pada Senin (29/8/2011).
Partisipasi Clinton dalam konferensi “sahabat Libya” datang setelah perjuangan berdarah-darah pemberontak di Libya untuk mengonsolidasikan kekuatan mereka setelah mengusir pasukan Muammar Gaddafi dari Tripoli pekan lalu.
Dalam konferensi itu, negara-negara Barat akan menyimak laporan dari Dewan Transisi Nasional (NTC) serta aspirasi mereka untuk mewujudkan Libya yang baru, juru bicara Clinton, Victoria Nuland, menyatakan. Pembahasan akan mencakup area pemerintahan, keamanan, perbaikan kemanusiaan, dan rekonstruksi ekonomi.
“Para partisipan akan mendiskusikan bagaimana peran yang akan kami mainkan untuk mendukung usaha-usaha ini, termasuk apa saja yang bisa difasilitasi oleh PBB,” tambahnya. Ia pun menyatakan bahwa Barat akan berusaha memberikan dukungan politik dan finansial bagi NTC.
“Transisi Libya menuju demokrasi merupakan dan harus menjadi orientasi rakyat Libya, dengan koordinasi serta saling mendukung antara NTC dengan mitra-mitra internasionalnya.” lanjut Nuland.
Nuland menyatakan pertemuan Paris merupakan kelanjutan dari pembicaraan yang dilakukan di Istanbul, dimana 28 negara dan tujuh lembaga internasional akan memberikan 2,5 miliar dolar dana bantuan bagi Libya, meskipun pemberontak menyatakan bahwa pihaknya membutuhkan dana darurat sebesar 2 miliar dolar. (althaf/arrahmah.com)