ODESSA (Arrahmah.id) – Sedikitnya 21 orang tewas dan puluhan lainnya cedera pada Jumat pagi (1/7/2022) ketika rudal Rusia menghantam sebuah gedung apartemen dan sebuah resor di dekat pelabuhan Laut Hitam Ukraina di Odessa, kata pihak berwenang Ukraina, sehari setelah pasukan Rusia meninggalkan posisi di sebuah pulau strategis dalam kemunduran besar ke negara itu.
Dinas Keamanan Ukraina mengatakan 38 lainnya, termasuk enam anak dan seorang wanita hamil, dirawat di rumah sakit karena cedera. Sebagian besar korban berada di gedung apartemen, kata pejabat darurat Ukraina.
Dengan pasukan daratnya terkonsentrasi di kawasan industri timur Ukraina, Donbass, Rusia telah menggandakan jumlah serangan rudal di seluruh negeri dalam dua minggu terakhir, menggunakan rudal era Soviet yang tidak akurat untuk lebih dari setengah serangan, menurut seorang brigadir jenderal Ukraina, lansir Daily Sabah (1/7).
Satu rudal menghantam sebuah gedung berlantai sembilan di kota Bilhorod-Dnistrovskyi sekitar pukul 1 pagi, kata kementerian darurat Ukraina. Itu juga menyebabkan kebakaran. Kolonel Igor Budalenko, wakil kepala cabang Odessa dari Layanan Darurat Negara Ukraina, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa setidaknya 16 orang tewas dalam serangan ini.
“Sebuah negara teroris membunuh rakyat kita. Sebagai tanggapan atas kekalahan di medan perang, mereka memerangi warga sipil,” kata Andriy Yermak, kepala staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Serhiy Bratchuk, juru bicara pemerintah daerah Odessa, mengatakan kepada televisi pemerintah Ukraina bahwa operasi penyelamatan sedang berlangsung karena beberapa orang masih terkubur di bawah reruntuhan setelah sebagian bangunan runtuh.
Rudal lain menghantam fasilitas resor, kata Bratchuk, menewaskan sedikitnya tiga orang, termasuk seorang anak, dengan laporan kemudian mengatakan lima orang tewas, dan melukai satu orang lagi.
Operasi pencarian dan penyelamatan sedang berlangsung di kedua lokasi.
Serangan itu terjadi setelah Rusia pada Kamis mengatakan telah memutuskan untuk menarik diri dari Snake Island sebagai “isyarat niat baik” untuk menunjukkan bahwa Moskow tidak menghalangi upaya PBB untuk membuka koridor kemanusiaan yang memungkinkan pengiriman biji-bijian dari Ukraina.
Ukraina mengatakan telah mengusir pasukan Rusia dari pesisir Laut Hitam setelah serangan artileri dan rudal, dengan Zelenskyy memuji kemenangan strategis tersebut.
“Itu belum menjamin keamanan. Belum menjamin bahwa musuh tidak akan kembali,” katanya dalam video pidato malamnya. “Tapi ini secara signifikan membatasi tindakan penjajah. Langkah demi langkah, kami akan mendorong mereka kembali dari laut kami, tanah kami dan langit kami.”
Sementara itu, rudal Rusia terus menghujani tempat lain di Ukraina dan seorang pejabat PBB mengatakan Kamis bahwa 16 juta orang di Ukraina membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Artileri Rusia ditembakkan dari arah yang berbeda sementara tentara Rusia mendekat dari beberapa sisi, kata Gubernur regional Serhiy Gaidai di televisi Ukraina. (haninmazaya/arrahmah.id)