TRIPOLI (Arrahmah.com) – setelah berhasil menjatuhkan pemerintahan Gaddafi dan memporak porandakan kediamannya. Bukan berarti semuanya telah berakhir sampai disitu. Pasalnya setelah pertempuran yang memporak porandakan kota, yang tersisa adalah krisis yang harus dihadapi.
Pasok pangan, air dan listrik di Tripoli terhenti karena berlangsung bertempuran selama berhari-hari. Terkait hal tersebut pemberontak Libya mengumumkan langkah-langkah mengatasi kekurangan kebutuhan dasar di Tripoli yang mengancam nyawa penduduk.
Seorang juru bicara Dewan Transisi Nasional pemberontak Libya Mahmoud Shammam mengatakan bensin rencananya disalurkan hari Sabtu ini (27/8/2011) dan solar akan disalurkan besok untuk menghidupkan listrik dan menyediakan air bagi warga.
“Kita mempunyai 30.000 metrik ton bensin, kami akan menyalurkan bensin kepada publik mulai hari ini. Kita mempunyai bahan bakar solar yang akan datang besok untuk mendukung pembangkit listrik yang diperlukan warga kota dan juga untuk mendukung penyaluran air,” katanya.
Selain itu, kelompok pemberontak juga akan mendatangkan gas untuk keperluan masak di Tripoli. Setelah pertempuran selama berhari-hari sebagian besar wilayah ibu kota mengalami kelangkaan air dan makanan.
Wartawan BBC di Tripoli melaporkan pasok air ke ibu kota terhenti. Toko-toko buka tetapi tidak ada persediaan baru dan barang-barang yang tersisa cepat terjual. Adapun jalan-jalan dipenuhi sampah dan hingga kini belum ada pembersihan.
Juru bicara Dewan Transisi Nasional Mahmoud Shammam mengatakan dewan berusaha sekuat tenaga untuk memulihkan ketertiban tetapi menegaskan jangan mengharapkan “keajaiban”.
“Kita akan melalui periode sulit ini sesingkat mungkin,” kata Shammam dalam konferensi pers.
Sebelumnya, Sekjen PBB Ban Ki-Moon mengatakan jutaan nyawa warga di Tripoli dan sekitarnya terancam karena kekurangan air.
Pertempuran di Tripoli sejauh ini telah berkurang tetapi tembak-menembak masih terjadi di bagian timur. Pemberontak mengklaim mereka telah menguasai hampir seluruh wilayah Tripoli dan tinggal ada beberapa titik perlawanan yang dilakukan pasukan Kolonel Muammar Gaddafi. (rasularasy/arrahmah.com)