KABUL (Arrahmah.id) — Taliban telah membebaskan lima warga Inggris yang ditahan di Afghanistan, setelah kesepakatan dicapai antara pemerintah Inggris dan pejabat Taliban.
Juru bicara Taliban mengatakan, para tahanan dibebaskan pada Ahad (19/6/2022) setelah pertemuan antara pejabat Afghanistan dan Inggris.
“Sejumlah warga negara Inggris dibebaskan, mereka ditangkap sekitar enam bulan lalu karena melanggar hukum dan tradisi rakyat Afghanistan,” ujar juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, dilansir Al Jazeera (21/6).
Mujahid tidak mengatakan undang-undang apa yang dilanggar oleh warga Inggris atau menjelaskan lebih lanjut terkait alasan warga Inggris tersebut ditahan.
Mujahid mengatakan, para tahanan semua berjanji untuk menghormati hukum, tradisi dan budaya rakyat Afghanistan serta tidak akan melanggarnya lagi.
Sementara pemerintah Inggris mengatakan, lima warganya telah dibebaskan tetapi pemerintah tidak memberikan identitas atau rincian tentang penangkapan mereka.
“Inggris telah mengamankan pembebasan 5 warga negara Inggris yang ditahan di Afghanistan,” ujar Menteri Luar Negeri, Liz Truss di Twitter.
Kantor Persemakmuran dan Pembangunan Asing (FCDO) dalam sebuah pernyataan terpisah mengatakan, kelima orang itu tidak memiliki peran dalam pekerjaan pemerintah Inggris di Afghanistan.
Mereka melakukan perjalanan ke Afghanistan dengan mengabaikan saran perjalanan dari pemerintah Inggris.
Pada 12 Februari, pemerintah di London mengatakan sejumlah warga negara Inggris ditahan oleh Taliban di Afghanistan.
Di antara mereka yang ditahan adalah seorang jurnalis, Peter Jouvenal. Dia ditahan pada Desember tahun lalu.
Dalam sebuah pernyataan pada Senin (20/6), teman dan keluarganya mengatakan, Jouvenal telah ditahan selama lebih dari enam bulan oleh Taliban. Teman-teman dan kekuarga Jouvenal mengatakan, dia termasuk di antara lima warga Inggris yang dibebaskan.
Teman-teman dan keluarga Jouvenal berterima kasih kepada ribuan orang yang telah mendukung kampanye untuk membebaskannya. Mereka juga berterima kasih kepada FCDO, yang “bekerja tanpa lelah” atas pembebasan Jouvenal.
Sebelumnya, Taliban membebaskan dua wartawan asing yang ditahan, termasuk seorang mantan koresponden BBC.
FCDO menyampaikan permintaan maaf pemerintah Inggris atas pelanggaran yang dilakukan oleh warganya di Afghanistan.
“Atas nama keluarga warga negara Inggris, kami menyampaikan permintaan maaf mereka atas pelanggaran budaya, kebiasaan, atau hukum Afghanistan, dan menawarkan jaminan perilaku baik mereka di masa depan. Pemerintah Inggris menyesali peristiwa ini,” ujar pernyataan FCDO. (hanoum/arrahmah.id)