SANA’A (Arrahmah.id) – Kelompok teroris Syiah Houtsi yang didukung Iran membuat pernyataan pembelaan terkait perekrutan tentara anak berusia 10 tahun ke dalam barisan mereka.
Rekaman video baru di media sosial menunjukkan puluhan anak berseragam berdiri dalam formasi militer di sebuah kamp di provinsi Dhamar, menyatakan kesetiaan kepada Abdul-Malek Al-Houthi.
“Tentara Tuhan,” teriak mereka. “Kami datang.”
Seorang pekerja bantuan yang beroperasi di daerah utara yang terpencil menggambarkan menyaksikan anak-anak berjaga di pos pemeriksaan di sepanjang jalan, dengan senapan serbu AK-47 tergantung di bahu mereka. Yang lain dikirim ke garis depan, katanya, dan anak-anak telah kembali dalam keadaan terluka dari pertempuran di Marib, lansir Arab News (16/6/2022).
Seorang pejuang Houtsi mengatakan: “Ini bukan anak-anak. Mereka adalah pria sejati, yang harus membela bangsa mereka.”
Hampir 2.000 anak yang direkrut Houtsi tewas di medan perang antara Januari 2020 dan Mei 2021, menurut para ahli PBB. Secara keseluruhan, PBB mengatakan lebih dari 10.200 anak telah tewas atau cacat dalam perang, meskipun tidak diketahui berapa banyak yang menjadi kombatan.
Sebuah panel ahli PBB mengatakan tahun ini bahwa Houtsi memiliki sistem untuk mengindoktrinasi tentara anak-anak, termasuk penggunaan bantuan kemanusiaan untuk menekan keluarga. Anak-anak diberitahu bahwa mereka bergabung dalam perang suci melawan orang-orang Yahudi dan Kristen dan negara-negara Arab yang telah menyerah pada pengaruh Barat, dan anak-anak berusia tujuh tahun diajari membersihkan senjata dan cara menghindari roket.
Dua petani di provinsi Amran mengatakan perwakilan Houtsi datang ke rumah mereka pada Mei dan menyuruh mereka mempersiapkan anak-anak mereka untuk kamp.
Lima anak mereka yang berusia antara 11 dan 16 tahun dibawa pada akhir Mei ke pusat pelatihan di sekolah terdekat. Seorang ayah mengatakan bahwa dia diberitahu bahwa jika dia tidak mengirim anak-anaknya, keluarganya tidak akan lagi menerima jatah makanan. (haninmazaya/arrahmah.id)