SAMPANG (Arrahmah.id) – Impian Chalili (65), warga dusun Juklanteng, Kelurahan Banyuanyar, Kota Sampang untuk berangkat haji akhirnya terwujud.
Hidup dalam segala keterbatasan materi, tidak menyurutkan semangat Chalili untuk mengumpulkan rupiah yang sebagian ia tabung. Padahal ia hanya berprofesi sebagai tukang becak.
Dengan becak, Chalili mencari nafkah untuk dirinya dan keluarganya yang kini dikaruniai 2 orang putra.
Dalam setiap hari mengayuh becak, ia mendapatkan Rp30 ribu hingga Rp40 ribu.
Sejak ia menikah, Chalili mengaku rajin menabung, keluarganya pun mendukung niatnya menggunakan hasil tabungan itu, untuk didaftarkan Ibadah Haji ke tanah suci Mekkah.
“Awal saya menabung di rumah, mulai sejak pertama kali menikah sejak tahun 1981, saya bekerja tukang becak itu, awalnya bekerja ke orang dengan setoran 75 rupiah. Di saat itu saya menabung dan hasil tabungan itu sama keluarga dibelikan emas,” ujarnya Rabu (15/6/2022), lansir rri.co.id.
“Di saat itu juga saya alhmadulillah mampu membeli becak sendiri, sehingga tabungan itu pun berlangsung dan kedapatan (kebetulan, red) saya dapat arisan, baru itulah emas hasil tabungan saya jual dan dikumpulkan bersama uang arisan di daftarkan haji pada 2011 bersama istri saya,” tambahnya.
Awalnya, ia mendaftarkan haji pada 2011 bersama istri tercintanya. Namun, sayangnya, pada 2019 silam, sang istri sakit dan meninggal dunia.
Kedua putranya pun tidak berkeinginan untuk menggantikan haji almarhum ibunya, sehingga ia pun berangkat haji seorang diri tahun ini.
“Istri saya meninggal pada 2019 lalu, mau digantikan ke anak saya, tidak ada yang mau, akhirnya saya nanya ke Kiai bahwa itu harus di badal haji,” tuturnya.
Chalil mengungkapkan, kunci dari keberhasilan berangkat ke Tanah Suci adalah kegigihan menabung, dan bekerja keras.
“Prinsip menabung memang menjadi pedoman saya sejak dulu, mengeluarkan Rp1 ribu pun saya masih menahannya. Alhamdulillah pada akhirnya kini saya bisa berangkat ke Tanah Suci, Allah mengabulkan segala doa. Yang penting berusaha dan berdoa Allah pasti kabulkan,” prinsipnya.
Setelah menunggu selama 12 tahun sejak mendaftar, Chalili akhirnya berangkat haji tahun ini. Ia Tergabung dalam kloter 20.
Ia mengaku bahagia dan kaget dapat memenuhi panggilan Allah, sesuai yang dicitakannya sejak lama.
“Ini penantian sejak lama. Biasanya pada tahun 2020 saya berangkat, namun karena kendala Covid, akhirnya tahun ini bisa terlaksana. Mohon doanya agar saya bisa selamat dan lancar dalam menunaikan ibadah haji ke tanah suci Mekkah,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.id)