SWINBURNE (Arrahmah.id) — Seorang politisi Hindu radikal India yang mengunjungi Australia menyebut Muslim melakukan holocaust di India. Menurutnya, penaklukan muslim di sana sebagai bab paling berdarah dalam sejarah dunia.
Politisi dari partai Bharatiya Janata (BJP), Tejasvi Surya, datang ke Australia untuk menghadiri acara Dialog Pemuda India Australia (AIYD), pada hari Senin (30/5/2022).
“Saya ingin menaruh satu pemikiran khusus di benak Anda semua, kami tahu sejarah Islam ini sejak keberadaannya, dan sejarahnya telah ditulis dengan pertumpahan darah dan kekerasan,” katanya seperti dilansir The Guardian (3/6).
Dalam videonya yang viral di Twitter, dia juga mendorong agar warga Hindu melarang adanya makanan halal versi Islam dan meminta mereka agar memilih partai yang secara eksklusif melindungi umat Hindu.
Perkataan Surya ini direkam setelah acara diskusi publik yang seharusnya diadakan di ECA College di Parramatta dibatalkan.
Surya akan mengambil bagian dalam acara AIYD yang diadakan hingga 4 Juni, termasuk acara di Sydney dan Melbourne.
Seorang perwakilan AIYD mengatakan kepada Guardian bahwa organisasi tersebut tidak mendukung pandangan delegasi mereka.
“Kami memahami kekhawatiran yang telah diungkapkan tetapi AIYD tidak mendukung pandangan dari setiap delegasi individu. Itu merupakan dialog sebagai pertukaran budaya yang berharga dan telah dilakukan sejak dimulai pada tahun 2012.”
Kedatangan Surya sendiri mendapat penentangan dari asosiasi mahasiswa Muslim, kelompok agama, kelompok advokasi, dan akademisi dari seluruh Australia.
Junaid Ahmed, dari Universitas New South Wales dan perwakilan dari koalisi 25 asosiasi Mahasiswa Muslim Australia termasuk yang memprotes kunjungan Surya.
Menurutnya Surya datang dengan membawa ujaran kebencian dan mempromosikan Islamofobia.
“Sebagai badan mahasiswa, dan perwakilan mahasiswa Muslim di kampus, kami percaya bahwa mengizinkan Surya berbicara di universitas kami adalah langkah untuk mendorong dan mengizinkan ujaran kebencian dan Islamofobia,” kata Junaid.
“Ujaran kebencian semacam itu mempromosikan Islamofobia dan memfasilitasi ekstremisme kekerasan. Diskriminasi dan ujaran kebencian tidak boleh diterima di universitas kami atau di masyarakat Australia kami yang lebih luas.”
Surya, yang merupakan anggota Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS), sebuah organisasi Hindu radikal sayap kanan, memiliki sejarah kerap mengeluarkan komntar Islamophbia dan membenci Islam.
Dalam pernyataannya tahun 2015, dia mengatakan bahwa bahwa “teror tidak memiliki agama. Tetapi teroris pasti memiliki agama dan agamanya adalam Islam.” (hanoum/arrahmah.id)