WASHINGTON (Arrahmah.com) – Menyadari akan menemui banyak kesulitan di Irak, AS kini sedang mengupayakan penandatanganan Status of Forces Agreement (SOFA) dengan Irak, setelah mandat yang diberikan PBB berakhir tanggal 31 Desember mendatang.
Kesepakatan itu memberikan legalitas bagi kelangsungan kehadiran AS baik secara militer maupun politik di Irak, negeri yang kaya dengan hasil minyak bumi.
Menurut Menlu AS Condoleeza Rice mengklaim sudah terjadi banyak kemajuan di Irak, namun ia mengaku tidak yakin apakah AS bisa sukses di Irak.
“Jalan AS di Irak akan lebih berat, lebih panjang dan lebih sulit dari yang saya pribadi bayangkan,” kata Rice saat memberikan sambutan untuk Jenderal David Petraeus, mantan komandan pasukan AS di Irak dan Ryan Crocker, Dutabesar AS untuk Irak, di kantor departemen luar negeri AS.
Posisi Jenderal Petraeus di Irak, kini digantikan oleh Letnan-Jenderal Raymond Odierno sementara Petraeus dipromosikan mengepalai Pusat Komando AS untuk Timur Tengah.
Saat ini, pihak AS maupun Irak masih menemui jalan buntu bagi sejumlah isu kontroversial yang diajukan AS dalam kesepakatan tersebut. Misalnya, usulan AS tentang pakta keamanan, dipertahankannya sejumlah basis militer AS di Irak, imunitas hukum bagi personel pasukan AS yang melakukan kesalahan serta syarat-syarat penentuan jadwal penarikan mundur pasukan AS. Usulan-usulan jelas-jelas hanya menguntungkan pihak AS. (Hanin Mazaya/prtv/era)