IDLIB (Arrahmah.id) – Puluhan anggota Hizbut Tahrir Suriah turun ke jalan untuk menentang kebijakan kelompok perlawanan Haiah Tahrir al Sham (HTS).
Langkah HTS juga membuat jengkel jurnalis dan aktivis hak asasi manusia di Idlib. Mereka menuduh HTS sebagai agen rezim Suriah dan Rusia karena mengizinkan konvoi 14 truk bantuan kemanusiaan dari PBB yang datang dari daerah yang dikuasai pemerintah Suriah memasuki Idlib dari Saraqib pada Senin (16/5/2022).
Mereka menduga HTS bertujuan untuk membangun jaringan hubungan yang menjamin kelangsungan hidup dan kontrolnya atas wilayah Idlib.
Langkah itu, menurut mereka, justru “melegitimasi rezim Suriah” dengan membuatnya tampak sebagai satu-satunya pihak yang mampu memberikan bantuan ke semua wilayah Suriah.
Muhammad Dibo, nama samaran mereka yang berunjuk rasa, mengatakan, “dengan mengizinkan konvoi memasuki Idlib, HTS memaafkan semua pembantaian yang dilakukan oleh rezim seperti Pembantaian Tadamon dan penderitaan para tahanan di penjara rezim.”
Dilansir North Press Agency (20/5), massa Hizbut Tahrir juga menyerukan pembukaan kembali medan pertempuran dan meminta agar wilayah-wilyah yang baru-baru ini dikuasai kembali oleh pemerintah Suriah bisa diambil alih.
Sambil membawa spanduk dan bendera, para pengunjuk rasa juga mengecam penangkapan sewenang-wenang oleh HTS dan menyerukan pembebasan tahanan, kata saksi mata kepada North Press Agency. (hanoum/arrahmah.id)