SOKOTO (Arrahmah.id) — Ratusan orang di kota Sokoto, Nigeria barat laut, berdemonstrasi atas penangkapan dua mahasiswa usai pembunuhan seorang mahasiswa Kristen yang melakukan penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW (14/5/2022).
Sejumlah besar pengunjuk rasa berkumpul di istana meneriakkan “Allahu Akbar”, kata Bube Ando, yang tinggal di dekatnya. “Beberapa di antara petugas keamanan yang dikerahkan untuk melindungi istana mencoba meminta para pengunjuk rasa untuk pergi tetapi mereka menjadi tidak terkendali.
“Polisi dan tentara yang berdiri di luar istana melemparkan tabung gas air mata dan menembak ke udara dan berhasil membubarkan massa,” katanya, tanpa memberikan rincian tentang apakah ada yang terluka.
Protes mereda, kata Danhili, tetapi kota itu tetap tegang dan sebagian besar jalan sepi.
Dilansir The Gurdian (14/5), sebelumnya Deborah Samuel, seorang mahasiswai di perguruan tinggi pendidikan Shehu Shagari, dilempari batu sampai mati pada hari Kamis (12/5) dan tubuhnya dibakar oleh mahasiswa Muslim ketika diketahui menghina Rasulullah SAW di media sosial.
Pembunuhan terhadap Denorah dipicu oleh pesan suara Deborah Samuel yang dianggap telah menghina Nabi Muhammad yang berujung kemarahan rekan-rekannya.
Dalam pesan suara tersebut, Deborah menyebut bahwa grup mahasiswa itu harusnya berisi informasi penting terkait tugas atau ujian kampus. Bukan berisi pembahasan agama Islam.
“Holy Ghost Fire, tidak akan terjadi apa-apa pada saya, Anda harus tahu apa yang harus dikirim ke grup ini. Grup itu dibuat bukan untuk mengirim omong kosong agama, grup itu dibuat untuk memposting hal-hal seperti, tugas ujian dll bukan omong kosong agama. Anda memposting, bukan hanya nabi, Anda datang untuk mempermainkan saya,” demikian isi pesan suara Deborah di grup WhatsApp, dikutip dari Daily Post Nigeria (14/5).
Omong kosong agama yang dimaksud Deborah adalah postingan agama dari rekan-rekan Muslim. Itu membuat kesal beberapa rekannya.
Deborah dianggap tidak menghormati Nabi Muhammad SAW. Ketegangan pun terjadi.
Pasca kejadian, otoritas setempat langsung menutup kampus. Korban sempat diamankan oleh pihak kampus ke pos keamanan, namun kemarahan para mahasiswa tak bisa dibendung.
“Para mahasiswa membawanya secara paksa dari ruang keamanan di mana dia sempat disembunyikan oleh otoritas kampus, membunuhnya, kemudian membakar bangunan itu,” kata Sanusi Abubakar, juru bicara kepolisian setempat.
Pihak keamanan kampus dan polisi berupaya mengevakuasi korban namun gagal karena banyaknya para mahasiswa.
Polisi mengatakan mereka melakukan dua penangkapan setelah insiden itu dan telah memulai perburuan tersangka lain yang muncul dalam rekaman pembunuhan yang dibagikan di media sosial.
Presiden Nigeria, Muhammadu Buhari, telah “mengutuk keras” pembunuhan Samuel.
“Tidak ada orang yang berhak mengambil hukum di tangannya sendiri di negara ini. Kekerasan telah dan tidak akan pernah menyelesaikan masalah apa pun,” katanya dalam sebuah pernyataan, Jumat. (hanoum/arrahmah.id)