JAKARTA (Arrahmah.com) – Setelah mempublikasikan lima tayangan TV paling bermasalah, Komisi Penyiaran Indonesia kembali memperingatkan enam tayangan Ramadhan di televisi yang dianggap telah melanggar standar penyiaran yang baik.
Program siaran Ramadhan yang mendapat teguran umumnya berupa acara komedi yang tayang saat waktu berbuka dan sahur. Dimana dalam program tersebut mengandung unsur pelecehan, penghinaan, dan kata kasar terhadap sesama pemain atau pelawak.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Nina Mutmainnah Armando, di Jakarta, Rabu (24/8/2011) malam. Nina menjelaskan bahwa KPI telah memberikan sangsi administratif berupa surat teguran tertulis kepada enam program siaran televisi.
Keenamnya program Ramadhan tersebut adalah “Saatnya Kita Sahur (SKS)” (Trans TV), “Pesbuker (Pesta Buka Bareng Selebritis)” (ANTV), “Sahurnya Opera van Java (OVJ)” (Trans 7), “Tuker Hadiah Ramadhan (THR)” (ANTV), “Sahur Bareng Rey.. Rey.. Reynaldi (Sabarrr)” (SCTV), dan Sahur Semua Sahuuur” (RCTI). Khusus bagi “Saatnya Kita Sahur (SKS)”, ini adalah surat peringatan kedua.
Program-program tersebut dianggap melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS). Pelanggaran yang dimaksud antara lain berupa kandungan pelecehan, penghinaan, perendahan orang lain, kata-kata kasar, dan perilaku tak pantas.
“Jika masih belum berubah setelah surat peringatan pertama, kami layangkan surat peringatan kedua. Jika masih bandel, durasinya akan dibatasi, atau bahkan kemudian penghentian siaran sementara,” katanya.
Selain mengungkap tayangan acara komedi, KPI juga mencatat adanya iklan niaga dalam siaran adzan maghrib di beberapa saluran TV swasta, yaitu di TVOne, Trans TV, SCTV, dan Global TV.
Tidak hanya itu, masyarakat juga mengirimkan surat keluhan terkait acara dimana terdapat ustadz yang mencoba ikut melawak dan menyanyi.
“Hasil pantauan ini diharapkan menjadi bahan evaluasi bagi televisi. Saat televisi untuk lebih mengutamakan program-program yang lebih mendidik daripada program hiburan yang instan, mendapatkan banyak untung, tapi kurang mendidik. Bagaimanapun, televisi adalah media sarana yang strategis untuk mempengaruhi karakter masyarakat,” katanya. (tbn/arrahmah.com)