ANKARA (Arrahmah.id) — Inflasi tahunan Turki melonjak hampir 70 persen, tepatnya 69,97 persen pada April 2022. Hal ini didorong oleh perang Rusia-Ukraina dan kenaikan harga energi dan komoditas setelah jatuhnya lira pada tahun lalu.
Dikutip dari CNN Business (7/5/2022), penurunan mata uang dipicu oleh siklus pelonggaran suku bunga 500 basis poin yang dimulai September lalu di bawah tekanan dari Presiden Recep Tayyip Erdogan. Hal tersebut juga memicu lonjakan harga konsumen yang berkelanjutan.
Periode bulan ke bulan, Institut Statistik Turki menyebut, harga konsumen naik 7,25 persen. Setiap tahun, inflasi harga konsumen diperkirakan mencapai 68 persen.
Lonjakan harga konsumen didorong oleh lonjakan 105,9 persen di sektor transportasi, yang mencakup harga energi, dan lonjakan 89,1 persen pada harga makanan dan minuman non-alkohol.
Periode bulan ke bulan, harga makanan dan minuman non-alkohol naik paling tinggi dengan 13,38 persen dan harga rumah naik 7,43 persen.
Pemerintah menyampaikan, inflasi akan jatuh di bawah program ekonomi baru, yang memprioritaskan suku bunga rendah untuk meningkatkan produksi dan ekspor dengan tujuan mencapai surplus transaksi berjalan. Namun, para ekonom melihat inflasi tetap tinggi untuk sisa tahun 2022 karena perang Ukraina. (hanoum/arrahmah.id)