PARIS (Arrahmah.id) – Presiden Prancis Emmanuel Macron kembali memenangkan pemilihan umum pada Ahad (24/4/2022). Dia secara meyakinkan mengalahkan saingannya Marine Le Pen dan mendorong gelombang kelegaan di Eropa bahwa sayap kanan telah dijauhkan dari kekuasaan.
“Tokoh sentris Macron ditetapkan memenangkan sekitar 58 persen suara dalam pemungutan suara putaran kedua. Angka ini cukup meyakinkan dibandingkan dengan yang didapatkan Le Pen dengan 42 persen,” menurut proyeksi oleh perusahaan jajak pendapat untuk saluran televisi Prancis berdasarkan sampel penghitungan suara, seperti dikutip AFP, pada Senin (25/4).
Macron adalah presiden Prancis pertama yang memenangkan masa jabatan kedua selama dua dekade, tetapi hasil Le Pen juga menandai yang paling dekat yang pernah dilakukan sayap kanan untuk mengambil alih kekuasaan di Prancis. Pemilu kali ini pun telah mengungkapkan negara yang sangat terpecah.
Presiden berusia 44 tahun itu menghadapi serangkaian tantangan dalam masa jabatan keduanya, dimulai dengan pemilihan parlemen pada Juni, di mana mempertahankan mayoritas akan sangat penting untuk memastikan dia dapat mewujudkan ambisinya untuk mereformasi Prancis.
Hasilnya diharapkan akan dikonfirmasi oleh hasil resmi semalam dengan angka akhir yang akan dirilis pada hari Senin (25/4).
Dalam pidato kemenangan di Champ de Mars di pusat kota Paris di kaki Menara Eiffel, Macron bersumpah untuk menanggapi kemarahan para pemilih yang mendukung saingan sayap kanannya, dengan mengatakan masa jabatan barunya tidak akan terus berubah dari lima tahun terakhir.
“Jawaban harus ditemukan atas kemarahan dan ketidaksepakatan yang menyebabkan banyak rekan senegaranya memilih sayap kanan ekstrem. Itu akan menjadi tanggung jawab saya dan orang-orang di sekitar saya,” katanya kepada ribuan pendukungnya.
Dia juga menjanjikan “metode baru” untuk memerintah Prancis, menambahkan bahwa “era baru” ini tidak akan menjadi “kelanjutan dengan masa jabatan terakhir yang sekarang berakhir”.
Dalam pidato agresif kepada para pendukungnya di Paris di mana dia menerima hasilnya tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda berhenti dari politik, Le Pen mengatakan, dia tidak akan pernah meninggalkan Prancis dan sudah bersiap untuk pemilihan legislatif pada Juni mendatang.
“Hasilnya mewakili kemenangan yang brilian,” ucapnya dengan suka cita.
“Malam ini, kami meluncurkan pertempuran besar untuk pemilihan legislatif,” kata Le Pen, menambahkan bahwa dia merasakan “harapan” dan menyerukan penentang presiden untuk bergabung dengan partai National Rally (RN) yang dia pimpin. (rafa/arrahmah.id)