TRIPOLI (Arrahmah.com) – Anggota berpengaruh di Dewan Transisi Nasional Libya (TNC) menyatakan ia berharap bahwa Muammar Gaddafi tidak akan membalas dengan menggunakan senjata kimia melawan rakyatnya sendiri.
Mahmoud Jibril, salah seorang pemimpin pemberontak, mengatakan hal itu dalam konferensi pers di ibukota Qatar, Doha, pada hari Selasa (23/8/2011).
Jibril pun memperingatkan bahwa perang melawan Gaddafi belum berakhir. Ia berharap bahwa bagian selatan Libya yang masih digenggam oleh pasukan pro-Gaddafi akan segera dibebaskan dalam beberapa hari mendatang.
Gaddafi dan keluarganyaa harus menghadiri pengadilan atas kejahatan yang mereka lakukan terhadap rakyat Libya.
Para pemimpin oposisi menyatakan sebagaian besar pejabat Gaddafi telah menyerahkan diri mereka pada pasukan pemberontak.
Sementara itu, Menlu Inggris, William Hague, juga memperingatkan rezim Gaddafi yang hancur itu memiliki peluang untuk bangkit dan melakukan pembalasan dengan menggunakan senjata kimia.
“Ini adalah masa-masa yang sangat sulit dan berbahaya di Libya. Ada banyak senjata luar di sana,” kata Hague.
Pemerintah Libya, lansir Press TV, memiliki persediaan gas mustard yang dapat menyebabkan panas yang sangat mengerikan dan menimbulkan kematian, serta bahan kimia lainnya di sebuah tempat di tenggara Tripoli. Selain itu, rezim Gaddafi pun dilansir memiliki ratusan ton uranium yellowcake mentah di sebelah timur. (althaf/arrahmah.com)