KIEV (Arrahmah.id) — Pemerintah Ukraina pada Senin (18/4/2022) menayangkan video yang menunjukkan Viktor Medvedchuk, sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin, yang ditahan meminta pertukaran dengan evakuasi warga sipil dan pasukan di Kota Mariupol yang terkepung.
Mariupol, kota pelabuhan di Ukraina selatan, telah menjadi simbol perlawanan sengit Ukraina yang tak terduga sejak pasukan Rusia menginvasi bekas negara Soviet itu pada 24 Februari lalu.
“Saya meminta Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Vladimir Zelenskyy untuk menukar saya dengan para pembela Ukraina dan penduduk Mariupol,” kata Viktor Medvedchuk dalam video yang dirilis Dinas Keamanan Ukraina, seperti dikutip Channel News Asia (18/4)
Medvedchuk, yang melarikan diri dari tahanan rumah setelah invasi Rusia dan ditangkap pekan lalu, mengatakan, pasukan Ukraina dan penduduk di Mariupol “tidak memiliki kemungkinan untuk keluar dengan aman melalui koridor kemanusiaan”.
Medvedchuk adalah salah satu orang terkaya di Ukraina dan dikenal dekat dengan Putin. Dia juga seorang politikus. Dia mengatakan, Putin adalah ayah baptis dari putri bungsunya, Darya.
Kremlin sebelumnya menolak gagasan untuk menukar Medvedchuk dengan orang-orang Ukraina yang ditahan oleh Rusia, dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy melontarkan gagasan pertukaran itu.
Secara terpisah pada Senin (18/4), stasiun TV Pemerintah Rusia menyiarkan video dari apa yang digambarkan sebagai “orang Inggris” yang ditangkap saat berperang untuk Ukraina, menuntut Perdana Menteri Boris Johnson merundingkan pembebasan mereka.
Kedua pria yang ditampilkan dalam video tersebut meminta untuk ditukar dengan Medvedchuk, yang telah dituduh berkhianat dan berusaha mencuri sumber daya alam dari Krimea yang dicaplok Rusia dan menyerahkan rahasia militer Ukraina ke Moskow. (hanoum/arrahmah.id)