JAKARTA (Arrahmah.id) – Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menyayangkan terjadinya pengeroyokan pegiat media sosial, Ade Armando, yang membuat tuntutan aksi menolak penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden teralihkan.
“Kami menyayangkan adanya kejadian pemukulan Ade Armando. Tapi kami juga menyayangkan fokusnya menjadi teralihkan pada pemukulan itu, bukan pada esensi aksinya kemarin,” ujar Koordinator BEM SI Kaharuddin pada Selasa (12/4/2022), sebagaimana dilansir CNNIndonesia.com.
Kaharuddin pun mendesak DPR dan pemerintah tak mengabaikan sejumlah tuntutan yang disuarakan mahasiswa dan elemen masyarakat lainnya di berbagai daerah.
Ia pun meminta DPR bersama pemerintah segera menjawab berbagai tuntutan tersebut kepada masyarakat. Menurutnnya, jangan sampai pemukulan Ade dipakai DPR maupun pemerintah untuk lepas tanggung jawab.
“Kami saat ini sedang fokus sedang mengawal dan mengawasi agar kajian dan tuntutannya dapat tersampaikan dan dilaksanakan,” ujarnya.
Kaharuddin menyatakan bahwa peristiwa pengeroyokan Ade Armando terjadi saat massa aksi dari BEM SI mulai membubarkan diri atau setelah tuntutan mahasiswa diterima pimpinan DPR.
Sebelumnya, Ade Armando dipukuli sekelompok orang di depan Gedung MPR/DPR saat mahasiswa menggelar aksi menolak penundaan pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden kemarin.
Ade menjadi bulan-bulanan massa setelah sempat cekcok dengan beberapa orang. Ia langsung dihajar hingga babak belur dan tak berdaya, bahkan celana panjangnya terlepas.
Ade pun menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit (RS) Siloam. Kabar terbaru, dosen Universitas Indonesia (UI) itu mengalami pendarahan di otak. Wajahnya juga masih lebam. Meskipun demikian, ia sudah bisa berkomunikasi. (rafa/arrahmah.id)