JAKARTA (Arrahmah.id) – Mantan Wakil Ketua DPR Fadli Zon ramai dituduh dengan kelompok teroris. Tuduhan itu muncul setelah cuitan seorang buzzer yang mengunggah foto Fadli Zon bersama terduga teroris yang sudah ditangkap Densus 88 Antiteror Polri.
Menanggapi itu, Fadli Zon menduga ada upaya pihak yang memfitnah dirinya. Dia menjelaskan, foto bersama seseorang yang kemudian tertangkap Densus 88 hanya bagian dari menjalankan tugas sebagai Wakil Ketua DPR RI periode 2014-2019.
Berikut klarifikasi lengkap Fadli Zon diterima VIVA, Rabu (16/3/2022):
Dr. Fadli Zon, M.Scc Anggota DPR RI,
Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra
Saya mengikuti beberapa berita, yang dimulai dari cuitan seorang buzzer, yang isinya mengaitkan seolah-olah saya punya kaitan dengan seorang terduga teroris yang baru saja ditangkap Densus 88, hanya karena sebuah foto lama tahun 2015. Atas fitnah tersebut, saya ingin memberi klarifikasi sebagai berikut.
1. Sebagai Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Korpolkam, 2014-2019), setiap hari saya menerima berbagai delegasi bahkan hingga puluhan orang. Delegasi masyarakat yang saya terima mewakili berbagai spektrum golongan dan kepentingan, baik untuk keperluan audiensi, penerimaan pengaduan, maupun courtesy call. Sebagai wakil rakyat, saya selalu bersikap terbuka terhadap seluruh anggota masyarakat, apapun suku, ras, agama, serta afiliasi politiknya. Itu adalah bagian dari tugas representasi saya sebagai anggota DPR RI.
2. Pada 28 Mei 2015, saya bersama Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra), Fahri Hamzah, menerima permintaan delegasi kemanusiaan dari Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS) yang dipimpin oleh Ustaz Bachtiar Nasir (UBN). Mereka menyampaikan perkembangan situasi pengungsi Suriah di perbatasan Turki yang membutuhkan bantuan dari masyarakat Indonesia. Mereka menggalang dana untuk rumah sakit darurat, makanan, serta pakaian bagi pengungsi korban perang.
3. Karena dana dikumpulkan dari masyarakat Indonesia, mereka kemudian meminta saya dan Saudara Fahri Hamzah sebagai representasi pimpinan wakil rakyat untuk secara simbolik menyerahkan bantuan kemanusiaan tersebut kepada FIPS. Penyerahan bantuan simbolik ini diabadikan oleh para wartawan yang hadir.
4. Setiap kegiatan saya sebagai anggota dan pimpinan parlemen, selalu didokumentasikan sebagai bentuk keterbukaan sekaligus pertanggungjawaban publik. Selama saya menjabat Wakil Ketua DPR RI Bidang Korpolkam, kegiatan-kegiatan itu saya dokumentasikan dalam buku “Berpihak Pada Rakyat” yang terdiri dari lima jilid. Pertemuan dengan anggota delegasi FIPS tadi dicatat dan didokumentasikan pada buku jilid pertama halaman 285.
5. Sebagai catatan, semua dana yang tertera dalam simbol (USD 20,000) adalah dana yang dikumpulkan oleh FIPS dari masyarakat Indonesia, bukan sumbangan pribadi saya atau Saudara Fahri Hamzah.
6. Saya dan Saudara Fahri Hamzah kenal dengan tiga anggota delegasi FIPS, yaitu Ustaz Bachtiar Nasir, Mustofa Nahra, serta pengacara Achmad Michdan. Namun, empat orang lainnya saya tidak kenal.
7. Sebelum bertamu ke DPR, pada tanggal 21 Mei 2015 FIPS juga telah bertamu ke Kementerian Luar Negeri yang diterima oleh Wakil Menteri Luar Negeri. Kementerian Luar Negeri menyambut baik kegiatan FIPS dan mengakui bahwa pemerintah Indonesia memiliki pemikiran serta visi yang sama dengan FIPS terkait bantuan kemanusiaan bagi rakyat Suriah yang saat itu sangat membutuhkan pertolongan kemanusiaan.
8. Penerimaan terhadap delegasi FIPS adalah bentuk dukungan terhadap aksi kemanusiaan. Ketika masyarakat Indonesia menyumbang rumah sakit di Gaza, sebagai Wakil Ketua DPR RI saya juga diminta untuk menyerahkan bantuan tersebut secara simbolik.
9. Upaya untuk mengait-ngaitkan dengan terduga teroris adalah fitnah belaka. Secara politik, saya menganggap ini adalah fitnah yang kotor, sama seperti kalau ada orang yang mencoba mengaitkan Presiden Joko Widodo dengan terorisme hanya karena pernah menerima terduga teroris Farid Okbah di Istana. Sebagai informasi, pada 29 Juni 2020 Farid Okbah pernah diterima Presiden Joko Widodo di Istana. Pada tanggal 16 November 2021, Farid Okbah ditangkap oleh Densus 88 sebagai terduga teroris. Apakah dua peristiwa yang berlainan itu bisa dikait-kaitkan?
10. Penjelasan ini saya buat untuk menepis fitnah sejumlah orang yang secara insinuatif berusaha memutarbalikan dukungan saya terhadap aksi kemanusiaan seolah adalah bentuk dukungan terhadap terorisme. Itu fitnah yang sangat kotor dan keji sekali.
(ameera/arrahmah.id)