KIEV (Arrahmah.id) – Ukraina menyebut rencana Moskow untuk membiarkan penduduk beberapa kota Ukraina melarikan diri dalam koridor ke Rusia dan Belarusia sebagai aksi “tidak bermoral” karena kedua belah pihak melaporkan sedikit kemajuan dari putaran ketiga pembicaraan.
Pengumuman Rusia pada Senin pagi (7/3/2022) tentang rencana untuk menciptakan “koridor kemanusiaan” bagi warga sipil untuk mengungsi dari Kharkiv, Mariupol dan ibu kota, Kiev, datang setelah dua hari gagal gencatan senjata untuk memungkinkan warga sipil melarikan diri dari kota Mariupol yang terkepung, di mana ratusan ribu orang terperangkap tanpa makanan dan air, lansir Al Jazeera.
Menurut peta yang diterbitkan oleh kantor berita negara Rusia RIA, koridor dari Kiev akan mengarah ke sekutu Rusia Belarusia, sementara warga sipil dari Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, akan diarahkan ke Rusia.
Seorang juru bicara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut langkah itu “benar-benar tidak bermoral”, dengan mengatakan Rusia berusaha “menggunakan penderitaan rakyat untuk membuat gambar televisi”.
“Mereka adalah warga negara Ukraina, mereka harus memiliki hak untuk mengungsi ke wilayah Ukraina,” kata juru bicara itu kepada kantor berita Reuters.
Invasi Rusia ke Ukraina, yang telah dikutuk di seluruh dunia, telah mengirim lebih dari 1,7 juta orang Ukraina melarikan diri ke luar negeri, menurut PBB. Ini telah memicu sanksi besar-besaran yang tiba-tiba mengisolasi Rusia ke tingkat yang belum pernah dialami oleh ekonomi sebesar itu.
Moskow mengatakan sedang melakukan “operasi militer khusus” yang menargetkan infrastruktur militer Ukraina.
Pengungsi Ukraina terus membanjiri negara-negara tetangga, termasuk Polandia, Rumania, dan Moldova. (haninmazaya/arrahmah.id)