NEW DELHI (Arrahmah.com) – Juru bicara partai berkuasa India telah menuding Amerika Serikat memiliki peran dalam meningginya gelombang protes anti-korupsi terhadap pemerintahnya baru-baru ini.
Pemimpin India telah curiga bahwa ada campur tangan asing di belakang setiap gerakan oposisi, meskipun pemerintah baru-baru ini telah mengambil pandangan yang lebih internasionalis pasca Mahatma Gandhi dan membangun hubungan yang kuat dengan AS.
Juru bicara Partai Kongres, Rashid Alvi, melontarkan komentar tersebut menanggapi Departemen Luar Negeri AS di Washington pekan lalu yang mengatakan “seharusnya India memperhitungkan seperti apa tindakan demokratis yang tepat saat menangani protes”.
“AS tidak pernah membicarakan setiap gerakan di India. Ini adalah pertama kalinya,” ungkap Alvi seperti dikutip dari Times of India pada Kamis (18/8/2011).
“Kami menunjukkan jalan demokrasi bagi orang lain, lantas kenapa AS perlu menyatakannya kembali? Sikap ini telah menciptakan kecurigaan,” lanjutnya.
Hal serupa juga dikatakan oleh Indira Gandhi, mantan perdana menteri India yang ditangguhkan di tengah kekacauan politik pada pertengahan 1970-an. Ia secara rutin menyalahkan “campur tangan asing” bagi banyak masalah di negaranya.
Akhir-akhir ini India dilanda protes ketidakpuasan rakyat terhadap kinerja pemerintahan New Delhi yang korup -protes serupa yang terjadi di Mesir, Tunisia, Libya, Suriah, Yaman, dan lain-lain. Protes ini semakin membahana ketika pemerintah menangkap seorang aktivis anti-korupsi, Anna Hazzare, yang sebelumnya melakukan aksi mogok makan. Hazzare bahkan menolak meninggalkan hotel prodeo dan terus menyerukan kepada rakyat India untuk melakukan aksi “puasa bersama untuk melawan korupsi”.
India adalah negara yang memiliki hubungan dekat dengan Inggris, negara penjajahnya. Kedekatan ini membuat Amerika Serikat cemas bahwa posisinya sebagai negara adidaya akan digantikan oleh Inggris. Apalagi, AS menyadari bahwa India merupakan negara yang memiliki senjata nuklir, sama seperti Pakistan. Oleh sebab itu, AS mengincar Bangladesh, negara tetangga India, dan berusaha untuk mencengkeram negara tersebut melalui para penguasanya. Dengan menguasai Bangladesh, AS berharap akan mampu memonitor gerak-gerik India serta memantau Cina, Pakistan, dan wilayah lain yang ada di sekitarnya. (althaf/arrahmah.com)