PADANG (Arrahmah.id) – BNPB mengatakan ada delapan orang yang tewas akibat gempa bermagnitudo 6,1 yang mengguncang Sumatera Barat (Sumbar). Selain itu, ada 6.002 orang yang mengungsi.
“Total warga meninggal dunia delapan orang, luka berat 10 orang, dan luka ringan 76 orang,” kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari kepada wartawan, Sabtu (26/2/2022), lansir Detik.com.
Jumlah korban tersebut merupakan data per pukul 02.35 WIB tadi. Jumlah tersebut terdiri atas tiga orang di Kabupaten Pasaman Barat dan lima orang di Kabupaten Pasaman.
Abdul Muhari mengatakan, ada 6.002 warga yang mengungsi akibat gempa. Sekitar 5.000 pengungsi tersebar di 35 titik di Kabupaten Pasaman Barat.
BPBD Kabupaten Pasaman Barat mencatat 5.000 warga mengungsi di 35 titik di Kecamatan Talamau, Pasaman, dan Kinali.
Berikutnya, ada 1.000 orang yang mengungsi di Kabupaten Pasaman. BNPB juga masih mencari enam orang yang diperkirakan tertimbun longsor setelah gempa terjadi.
BNPB juga mencatat ada dua orang pengungsi di Kabupaten Lima Puluh Kota. Di wilayah Kabupaten Agam, satu bayi dikabarkan menderita luka-luka dan telah mendapatkan perawatan medis.
Total kerusakan yang dipicu gempa antara lain 103 unit rumah rusak berat, 5 unit rusak sedang, 317 unit rusak ringan, 3 unit fasilitas pendidikan rusak berat, hingga aula bupati Pasaman Barat yang mengalami kerusakan ringan.
Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat telah menetapkan status tanggap darurat bencana alam gempa bumi melalui SK bernomor 188.45/160/BUP-PASBAR/2022. Masa tanggap darurat akan berlaku selama 14 hari mulai 25 Februari hingga 10 Maret 2022.
Kebutuhan mendesak yang diperlukan warga terdampak antara lain terpal dan tenda pengungsian, makanan siap saji, air bersih, dan perlengkapan keluarga.
Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto bersama jajaran dan perwakilan Komisi VIII Lisda Hendarjoni telah berada di lokasi terdampak dan diterima Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi hari ini.
(ameera/arrahmah.id)