RIYADH (Arrahmah.id) — Arab Saudi merayakan Hari Kasih Sayang atau Valentine dengan cara yang berbeda. Mereka beramai-ramai memajang pakaian dalam (lingerie) berwarna merah di etalase toko.
Jelang hari kasih sayang, penjualan baju berwarna itu meningkat. Kendati demikian, tak ada satu pun kata ‘Valentine’ yang tampak di tengah fenomena ini.
“Manajemen telah meminta kami untuk mendekorasi pajangan jendela dengan lingerie merah, tetapi tanpa pengabdian Hari Valentine di mana pun,” kata seorang penjual di salah satu mal di Riyadh, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengutip AFP (13/2/2022).
“Kami kini bisa menempatkan baju merah dengan nyaman, dan bahkan melihatnya di tampilan jendela,” kata penjual lainnya.
Menurut dia, banyak konsumen yang meminta lingerie merah di hari kasih sayang.
“Kami memberikan potongan harga pada waktu ini, tapi kami tidak menyebutkan sebagai promo Hari Valentine,” ujar si penjual.
Namun, tak semua orang merasa nyaman dengan pajangan busana merah di etalase-etalase toko.
“Ini [lingerie merah yang dipajang] mengganggu saya. Tapi, ada orang yang menyukainya, dan ini merupakan kebebasan atas pilihan mereka,” ujar salah seorang perempuan, yang juga tak mau disebutkan namanya.
Secara tradisi, Arab Saudi memang tidak merayakan Hari Valentine. Namun, belakangan banyak masyarakat yang mulai merayakannya.
“Ada banyak permintaan pakaian dalam pada periode hari kasih sayang ini, dan konsumen kadang menanyakan pakaian merah,” ujar salah seorang penjual, Khuloud.
Penjual wanita ini juga mengatakan lingerie merah menjadi yang paling dicari saat periode Valentine. Toko-toko juga menawarkan diskon untuk parfum dan makeup.
Salah seorang pembeli, Reem Al-Qahtani mengatakan, masyarakat Arab Saudi perlahan menerima Hari Valentine, meski tidak secara eksplisit. Mereka hanya merayakannya, tanpa menyebutnya sebagai Hari Valentine.
“Saat ini, kami merayakan [Valentine] diam-diam di kafe dan restoran, tetapi kami berharap ini akan mendapatkan daya tarik di beberapa tahun mendatang.”
Sebelumnya, Arab Saudi dikenal cukup ketat menentang perayaan Hari Valentine. Polisi keagamaan bahkan pernah menindak penjualan perlengkapan Hari Valentine dan orang-orang yang mengenakan pakaian berwarna merah. (hanoum/arrahmah.id)