KABUL (Arrahmah.id) — Kelompok militan Islamic State (ISIS) dan Al Qaeda telah berkumpul lagi di Afghanistan. Seperti dilaporkan RT, Kamis (10/2/2022), Letnan Jenderal Michael Kurilla, yang ditunjuk untuk memimpin Komando Pusat Amerika Serikat (AS) (CENTCOM), menuduh pemerintah Taliban di Afghanistan melanjutkan hubungan dengan kelompok teroris.
“Salah satu tantangannya adalah ancaman terhadap tanah air dari Al Qaeda dan Islamic State Khurasan (ISKP). Mereka menyatu kembali. Taliban belum meninggalkan Al Qaeda, dan ISKP,” kata Kurilla kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat pada hari Selasa, menunjuk pada pembebasan tahanan dari penjara Bagram dan Pul-e-Charkhi oleh Taliban setelah kelompok milisi itu merebut kembali Afghanistan tahun lalu.
“Saat ini aspirasi untuk menguasai tanah air, mereka belum memiliki kemampuan,” kata Kurilla tentang Al Qaeda dan ISKP.
Pernyataan jenderal itu muncul sepekan setelah satu laporan PBB mengatakan bahwa Al Qaeda, kelompok militan di balik serangan 9/11 di AS, menerima “dorongan yang signifikan” setelah pengambilalihan Taliban atas Afghanistan. Beberapa dari “simpatisan terdekatnya” berada di dalam Taliban yang sekarang berkuasa di Kabul.
Billal Karimi, wakil juru bicara pemerintah yang dipimpin Taliban, menolak kata-kata Kurilla sebagai “propaganda” yang tidak memiliki bukti atau dokumentasi.
“Kami berharap alih-alih menyebarkan propaganda dan tuduhan tanpa bukti, dunia akan maju dan terlibat dan bekerja sama dengan Imarah Islam,” katanya, seperti dikutip TOLOnews.
Taliban merebut kekuasaan di Afghanistan tahun lalu selama tahap akhir penarikan pasukan Barat dari negara itu setelah hampir dua dekade pendudukan pimpinan AS.
Dalam pernyataan tertulis yang diberikan kepada Senat sebelum sidang minggu ini, Kurilla mengatakan implikasi strategis dari perang itu belum sepenuhnya dipahami.
ISKP mengaku bertanggung jawab atas kimenewaskan 13 anggota militer AS. Lebih dari 160 warga sipil Afghanistan dalam satu pemboman di luar bandara Kabul pada Agustus 2021, dan kemudian untuk serangan serupa terhadap pemerintah Taliban.
ISIS mendirikan kehilafahan kembali pada tahun 2014, dengan cepat menaklukkan sebagian besar wilayah Irak utara dan Suriah timur. Kekhilafahan ISIS kemudian mulai kehilangan pijakan dan sebagian besar wilayahnya pasca operasi militer yang digelar koalisi internasional yang dipimpin AS pada tahun 2019.
Washington mengumumkan pada 3 Februari bahwa pemimpin ISIS Abu Ibrahim al Hashimi al Qurashi tewas dalam serangan AS di barat laut Suriah. Pendahulunya, Abu Bakr al Baghdadi, terbunuh dalam situasi serupa pada 2019. (hanoum/arrahmah.id)