OUAGADOUGOU (Arrahmah.id) – Pasukan Prancis di Burkina Faso mengklaim telah menewaskan 40 militan Islam yang terlibat dalam serangan di perbatasan Burkina Faso – Benin, ungkap siaran pers militer Prancis pada Sabtu (12/2/2022).
Operasi itu digelar sebagai balasan atas tiga serangan bom pada Selasa dan Kamis yang menewaskan 9 orang dan melukai 12 orang lainnya.
“Pada tanggal 10 Februari, setelah menemukan dan mengidentifikasi pelaku penyerangan yang bepergian dengan sepeda motor, serangan udara pertama diluncurkan drone Reaper dan selusin teroris berhasil dilumpuhkan”, menurut pernyataan militer Prancis, lansir Anadolu Agency (13/2).
“Keterlibatan patroli Prancis memungkinkan terjadinya tiga serangan terhadap militan Islam. Sehingga lebih dari tiga puluh militan berhasil ditewaskan,” kata pernyataan itu.
Benin sampai saat ini dianggap tempat di Afrika Barat yang menjadi basis kelompok al Qaeda dan Islamic State (ISIS). Selain itu, Mali, Niger, dan Burkina Faso pun menjadi basis tinggal mereka.
Prancis, yang telah memerangi kelompok Islam di wilayah Sahel selama sembilan tahun, kemungkinan akan menarik pasukannya dari Mali karena permusuhan warga terhadap mereka kian meningkat.
Meski demikian, Paris dengan tegas berniat melanjutkan perlawanan memerangi kelompok militan Islam di sana.
“Prioritas Prancis adalah melanjutkan perang melawan terorisme di negara-negara Afrika,” kata kepala angkatan bersenjata Prancis, Jenderal Thierry Burkhard, dalam kunjungannya ke Pantai Gading pada hari Selasa.(hanoum/arrahmah.id)