KABUL (Arrahmah.id) — Pemerintah Imarah Islam Afghanistan meminta para profesor yang melarikan diri dari Afghanistan untuk pulang. Penguasa baru Afghanistan tersebut meminta para pakar dari berbagai universitas untuk membantu mereka membangun kembali negeri itu dan berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
“Afghanistan adalah rumah bersama dari semua kelompok etnik dan kami bertanggung jawab atas perkembangan mereka. Tanpa kemakmuran, sistem pendidikan negara tidak lengkap,” demikian pernyataan Kementerian Pendidikan Tinggi Afghanistan, seperti dikutip media nasional setempat, Ariana News, Jumat (11/2/2022).
“Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan Tinggi mengundang semua profesor yang telah meninggalkan negeri ini (untuk kembali ke rumah),” bunyi pernyataan itu lagi.
Kementerian itu menekankan bahwa Imarah Islam Afghanistan berfokus pada pendidikan sebagai bagian dari kebijakannya untuk mendorong pembangunan negara.
Instansi itu pun menyatakan, dana yang ada saat ini akan dialokasikan untuk mempekerjakan staf akademik baru.
“Kami meminta para kader yang telah meninggalkan tanah air untuk kembali dan melanjutkan profesi suci mereka dan berkontribusi untuk kemajuan ilmu pengetahuan negara. Kementerian Pendidikan Tinggi menyanggupi untuk membayar semua manfaat spiritual dan ekonomi dari para guru besar ini,” demikian tambahan dari pernyataan itu.
Pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban pada Agustus lalu memicu gelombang warga Afghanistan yang melarikan diri dari negara itu.
Orang-orang itu terpaksa meninggalkan tanah air mereka, karena takut akan kemungkinan kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang merajalela ketika mereka hidup di bawah rezim Taliban.
Menurut Badan Pengungsi PBB, jumlah pengungsi Afghanistan yang terdaftar di negara tetangga Pakistan saja melebihi 1,4 juta jiwa. Di Iran, ada lebih dari 780.000 warga Afghanistan yang terdaftar, sedangkan 2,25 juta jiwa lagi adalah pengungsi ilegal. (hanoum/arrahmah.id)