KARNATAKA (Arrahmah.id) — Demonstrasi mahasiswi muslim anti pelarangan jilbab di kampus diserang mahasiswa Hindu di Karnataka, India.
Polisi India, dilansir Inquirer (10/2/2022), akhirnya harus menggunakan gas air mata dan memukulkan tongkat saat mahasiswa Hindu di distrik Shivamogga, Bagalkot, Davangere dan Udupi yang mengurung mahasiswi muslim. Sekitar 40 mahasiswa dan beberapa polisi terluka akibat bentrokan itu.
Dalam sebuah video viral dari Shivamogga, ratusan mahasiswa Hindu mengenakan selendang safron mengurung mahasiswi muslim hingga terdesak di pojokan di halaman sebuah perguruan tinggi negeri.
Video lain yang juga beredar luas menunjukkan mahasiswa Hindu dengan selendang safron mengejek seorang mahasiswi berhijab di sebuah perguruan tinggi negeri di Mandya.
Di Udupi, seorang mahasiswa Hindu yang mengenakan sorban safron, yang mengidentifikasi dirinya sebagai Ms Bhargavi, mengatakan “persahabatan telah rusak karena deretan hijab di kampus kami”. Dia menolak untuk berinteraksi dengan teman-teman sekelasnya yang muslim sampai mereka melepas jilbab mereka karena “itu adalah kebijakan baru”.
Kontroversi dimulai bulan lalu ketika lembaga pendidikan dibuka setelah hampir dua tahun dikunci karena Covid-19.
Sebuah perguruan tinggi pra-universitas negeri di distrik pesisir Udupi menolak masuknya enam mahasiswi muslim karena mengenakan jilbab dengan seragam mereka. Para mahasiswa memprotes di luar gerbang kampus.
Pihak berwenang perguruan tinggi mengatakan kebijakan seragam resmi mereka tidak pernah mengizinkan jilbab untuk dikenakan, tetapi para mahasiswi bersikeras bahwa kebijakan tersebut tidak menyebutkan pembatasan jilbab.
Legislator Udupi K. Raghupathi Bhat, yang memimpin komite pengembangan perguruan tinggi yang mengeluarkan larangan jilbab, mengatakan kepada Times of India bahwa dia “tidak pernah mengantisipasi (protes) akan mencapai tingkat ini”.
Sepanjang Januari, banyak sekolah dan perguruan tinggi yang dikelola negara di seluruh Karnataka mulai memberlakukan larangan serupa.
Di lembaga-lembaga pendidikan tertentu yang membolehkan jilbab, beberapa mahasiswa Hindu dengan provokatif mengenakan selendang safron dan turban ke kelas sebagai bentuk protes.
Hal ini memuncak pada Sabtu (5/2) lalu ketika pemerintah Karnataka mengeluarkan arahan yang mengatakan siswa harus mengikuti aturan berpakaian yang ditetapkan oleh pemerintah negara bagian, sekolah swasta atau manajemen perguruan tinggi.
Perintah tersebut mengutip keputusan pengadilan India yang menyatakan bahwa larangan jilbab di kampus tidak bertentangan dengan hak konstitusional. (hanoum/arrahmah.id)