Menurut warga, lahan yang diduga diserobot oleh perusahaan sawit PT. Surya Panen Subur, seluas 300 hektare adalah milik nenek moyang mereka yang dihadiahi oleh pemerintah berkat jasanya dalam mengusir penjajah Belanda.
“Tanah ini milik nenek kami yang dihadiahkan oleh pemerintah atas jasanya ikut berjuang dalam merebut kemerdekaan Indonesia dari Belanda. Kami punya surat dan bukti sah,” tegas Arif Budiman salah satu warga yang ikut memblokir jalan, lansir TvOne, Sabtu (6/2/2022).
Arif juga meminta agar pihak perusahaan untuk segera mengembalikan tanah tersebut kepada mereka, sebagai ahli waris dari lahan seluas 300 hektar tersebut.
“Kami minta agar pihak perusahaan segera mengembalikan tanah yang sudah dirampas kepada kami sebagai ahli waris,” tegas Arif.
Warga akan terus memblokir jalan dan berjaga di lokasi tersebut, hingga pihak perusahaan mengembalikan tanah mereka.
“Kami tidak akan pergi dari sini sebelum tanah yang menjadi hak kami dikembalikan,” ujar Arif.
“Ini juga bukan hanya masalah lahan yang dirampas, namun dalam lahan ini juga ada pusaran nenek kami yang gugur dalam mempertahankan kemerdekaan indonesia,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.id)
Menurut warga, lahan yang diduga diserobot oleh perusahaan sawit PT. Surya Panen Subur, seluas 300 hektare adalah milik nenek moyang mereka yang dihadiahi oleh pemerintah berkat jasanya dalam mengusir penjajah Belanda.
“Tanah ini milik nenek kami yang dihadiahkan oleh pemerintah atas jasanya ikut berjuang dalam merebut kemerdekaan Indonesia dari Belanda. Kami punya surat dan bukti sah,” tegas Arif Budiman salah satu warga yang ikut memblokir jalan, lansir TvOne, Sabtu (6/2/2022).
Arif juga meminta agar pihak perusahaan untuk segera mengembalikan tanah tersebut kepada mereka, sebagai ahli waris dari lahan seluas 300 hektar tersebut.
“Kami minta agar pihak perusahaan segera mengembalikan tanah yang sudah dirampas kepada kami sebagai ahli waris,” tegas Arif.
Warga akan terus memblokir jalan dan berjaga di lokasi tersebut, hingga pihak perusahaan mengembalikan tanah mereka.
“Kami tidak akan pergi dari sini sebelum tanah yang menjadi hak kami dikembalikan,” ujar Arif.
“Ini juga bukan hanya masalah lahan yang dirampas, namun dalam lahan ini juga ada pusaran nenek kami yang gugur dalam mempertahankan kemerdekaan indonesia,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.id)