SANA’A (Arrahmah.id) – Layanan internet telah kembali di Yaman setelah pemadaman empat hari yang disebabkan oleh serangan udara koalisi pimpinan Saudi yang menandai peningkatan dramatis dalam perang tujuh tahun.
Serangan oleh koalisi pimpinan Saudi yang menargetkan fasilitas telekomunikasi di Hudaidah pada Kamis malam menewaskan tiga anak dan disalahkan karena memadamkan internet secara nasional, lansir Al Jazeera (25/1/2022).
Serangan udara itu bertepatan dengan serangan terhadap sebuah penjara di Saada yang dikuasai pemberontak Syiah Houtsi yang menewaskan sedikitnya 70 orang dan melukai lebih dari 100 orang.
Koalisi yang dipimpin Saudi membantah telah membom penjara.
Pemadaman internet memengaruhi operasi darurat setelah serangan ketika tim penyelamat melakukan pencarian di antara puing-puing untuk mencari korban selamat dan rumah sakit di Saada kewalahan.
Pada Selasa (25/1), situs pemantau NetBlocks mengatakan internet “sedang dipulihkan” di negara itu dan beberapa pengguna media sosial dan koresponden di ibu kota Sana’a dan kota pelabuhan Hudaidah melaporkan bahwa mereka kembali online tak lama setelah tengah malam.
“Konektivitas runtuh setelah serangkaian serangan udara mematikan. Insiden itu sangat membatasi media independen dan upaya pemantauan hak asasi manusia,” kata NetBlocks.
Serangan itu menyusul serangan pesawat tak berawak dan rudal yang mematikan oleh kelompok teroris Syiah Houtsi yang didukung Iran di ibu kota UEA, Abu Dhabi, yang menimbulkan ancaman pembalasan serta kecaman internasional.
Dua rudal Houtsi berhasil dicegat di Abu Dhabi pada Senin.
UEA adalah bagian dari koalisi yang berjuang di pihak pemerintah Yaman yang diakui secara internasional. (haninmazaya/arrahmah.id)