OSLO (arrahmah.id) – Delegasi Taliban akan mengadakan pembicaraan dengan para pejabat Barat di Oslo minggu depan tentang hak asasi manusia dan bantuan kemanusiaan dalam kunjungan resmi pertama mereka ke Barat sejak kembali berkuasa, kata pemerintah Norwegia dan Taliban.
Kementerian Luar Negeri Norwegia mengatakan pada Jumat (21/1/2022) bahwa mereka telah mengundang perwakilan Taliban ke Oslo dari 23 Januari hingga 25 Januari, lansir Al Jazeera.
Surat kabar Norwegia VG mengatakan perwakilan khusus dari Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Prancis, Italia, dan Uni Eropa diharapkan ambil bagian. Kementerian tidak mengomentari laporan surat kabar itu.
Menteri Luar Negeri Norwegia Anniken Huitfeldt menekankan bahwa kunjungan itu “bukan legitimasi atau pengakuan terhadap Taliban. Tetapi kita harus berbicara dengan mereka yang dalam praktiknya memerintah negara hari ini.”
“Kami sangat prihatin dengan situasi serius di Afghanistan,” klaim Huitfeldt, mencatat bahwa kondisi ekonomi dan politik telah menciptakan “bencana kemanusiaan skala penuh bagi jutaan orang” menghadapi kelaparan di negara itu.
Penjabat menteri luar negeri dalam pemerintahan Taliban, Amir Khan Muttaqi, akan memimpin delegasi Taliban ke Norwegia. Perjalanan itu akan menjadi yang pertama kalinya sejak Taliban mengambil alih negara itu pada Agustus. Mereka sebelumnya telah melakukan perjalanan ke Rusia, Iran, Qatar, Pakistan, Cina dan Turkmenistan.
Zabihullah Mujahid, wakil menteri kebudayaan dan informasi Afghanistan, mengatakan Muttaqi mengharapkan untuk mengadakan pertemuan terpisah dengan delegasi AS dan pembicaraan bilateral dengan perwakilan Eropa.
Hak-hak perempuan dan anak perempuan di Afghanistan kemungkinan akan menonjol dalam pembicaraan, bersama dengan permintaan berulang Barat untuk pemerintahan Taliban untuk berbagi kekuasaan dengan kelompok etnis dan agama minoritas Afghanistan.
Wakil Menteri Kebudayaan Mujahid mengatakan kepada kantor berita The Associated Press pada Sabtu bahwa penguasa baru Afghanistan bertujuan untuk membuka sekolah untuk anak perempuan dan perempuan pada akhir Maret, setelah tahun baru Afghanistan.
Pendidikan untuk anak perempuan saat ini dibatasi di luar kelas tujuh di semua wilayah kecuali 10 provinsi. Di ibu kota, Kabul, universitas swasta dan sekolah menengah terus beroperasi tanpa gangguan. Kebanyakan kelas kecil, dan kelas selalu dipisahkan.
Kementerian luar negeri Norwegia mengatakan pertemuan delegasi Taliban dengan warga Afghanistan di Norwegia akan mencakup “pemimpin wanita, jurnalis dan orang-orang yang bekerja dengan, antara lain, masalah hak asasi manusia dan kemanusiaan, ekonomi, sosial dan politik.”
Awal pekan ini, delegasi Norwegia mengunjungi Kabul untuk membicarakan situasi kemanusiaan yang genting di negara itu, kata Kementerian Luar Negeri pada Jumat.
Kementerian luar negeri di Oslo mengatakan bahwa Afghanistan sedang mengalami kekeringan, pandemi, keruntuhan ekonomi dan dampak konflik bertahun-tahun.
Menurut mereka, sekitar 24 juta orang mengalami kerawanan pangan akut dan tidak yakin bagaimana memperoleh pangan yang cukup. Dilaporkan bahwa satu juta anak mungkin meninggal karena kelaparan.
Ia menambahkan, PBB memperkirakan bahwa kelaparan akan mempengaruhi lebih dari setengah populasi musim dingin ini dan bahwa 97 persen dari populasi mungkin jatuh di bawah garis kemiskinan tahun ini. (haninmazaya/arrahmah.id)