BEIJING (Arrahmah.id) — Beijing mengklaim bahwa sekelompok negara kerajaan Arab yang kaya minyak menganggap perlakuan kontroversial pemerintah Cina terhadap warga Muslim Uighur di Xinjiang sebagai sebuah “urusan dalam negeri.”
Selama pertemuan dengan pejabat Partai Komunis di Cina, Nayef Falah Al Hajraf, sekjen Dewan Kerjasama Teluk atau GCC, mengungkapkan dukungan kuat terhadap “posisi sah Cina seputar isu-isu terkait dengan Taiwan, Xinjiang, dan HAM,” demikian kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Wang Wenbin, seperti dilansir VOA (14/1/2022).
Al Hajraf tidak berbicara kepada reporter langsung, tetapi juru bicara kementerian luar negeri Cina itu mengatakan, Al Hajraf mendukung posisi bahwa isu-isu HAM tidak boleh dipolitisir dan “mengungkapkan penentangannya terhadap campur tangan dalam urusan dalam negeri China,” demikian menurut Wenbin.
Berkantor di Riyadh, Arab Saudi, GCC merupakan organisasi kerjasama ekonomi dan perdagangan dari enam negara Teluk, yaitu: Arab Saudi, Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, dan Uni Emirat Arab.
Lawatan Al Hajraf ke Cina ditujukan untuk meningkatkan hubungan ekonomi dan keamanan antara negara anggota GCC dan Beijing, demikian dilaporkan oleh Saudi Gazette.
Pemerintah Cina dikritik secara luas atas perlakuan penindasannya terhadap warga minoritas Muslim Uighur di wilayah otonomi Xinjiang di Cina barat laut, yang oleh pemerintah AS disebut sebagai genosida. (hanoum/arrahmah.id)