ABUJA (Arrahmah.id) – Pemerintah Nigeria pada Rabu (12/1/2022) mengakhiri penangguhan Twitter, tujuh bulan setelah melarang raksasa media sosial itu dalam perselisihan atas tweet oleh Presiden negara tersebut, Muhammadu Buhari.
Nigeria menghentikan operasi Twitter pada Juni setelah perusahaan itu menghapus komentar Buhari, yang memicu kecaman internasional atas kebebasan berekspresi.
Pemerintah dan Twitter telah bernegosiasi sejak pemulihan layanan berdasarkan serangkaian kondisi, termasuk operasi pendaftaran Twitter di Nigeria.
“Pemerintah Federal Nigeria mengarahkan saya untuk menginformasikan kepada publik bahwa Presiden Muhammadu Buhari telah menyetujui pencabutan penangguhan operasi Twitter di Nigeria efektif mulai pukul 12 malam ini,” kata sebuah pernyataan dari badan pengembangan teknologi informasi negara itu, lansir Daily Sabah.
Pejabat Nigeria mengatakan Twitter telah menyetujui tuntutan untuk bekerja di negara itu.
Twitter tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Kanada termasuk di antara mereka yang bergabung dengan kelompok-kelompok hak asasi manusia dalam mengutuk larangan tersebut karena merusak kebebasan berekspresi di negara terpadat di Afrika itu.
Twitter memiliki peran utama dalam wacana politik di Nigeria, dengan tagar #BringBackOurGirls setelah Boko Haram menculik hampir 300 siswi pada tahun 2014, dan #EndSARS selama protes kebrutalan anti-polisi pada tahun 2020. (haninmazaya/arrahmah.id)