![Penjaga perdamaian PBB yang terkait dengan UNIFIL berpatroli di perbatasan antara Israel dan Libanon di Metula,, 27 Agustus 2019. [Foto : David Cohen/Flash90]](https://i0.wp.com/www.arrahmah.id/wp/images/stories/2022/01/Pasukan-Keamanan-PBB-Diserang-Di-Perbatasan-Israel.jpg?fit=2000%2C1125&ssl=1)
BEIRUT (Arrahmah.id) — Pasukan penjaga perdamaian PBB yang bertugas di selatan Libanon dilaporkan telah diserang saat berada di sekitar perbatasan negara dengan Israel. Barang-barang resmi dari petugas juga dilaporkan telah dicuri oleh pelaku penyerangan.
Serangan dilaporkan terkadang terjadi terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB yang bertugas di Libanon sejak 2006, tepatnya setelah perang antara kelompok Syiah Hizbullah, salah satu kelompok di negara itu dan Israel. Atas kejadian terbaru, Pasukan Sementara PBB di Libanon (UNIFIL) meminta pihak berwenang Libanon untuk menyelidiki dengan cepat dan menyeluruh.
“UNIFIL menuntut semua yang bertanggung jawab atas kejahatan ini,” ujar Kandice Ardiel, seorang perwakilan pers UNIFIL, dilansir Aawsat (6/1/2022).
Media lokal melaporkan bahwa penduduk di Bint Jbeil, kota di selatan Libanon bentrok dengan pasukan penjaga perdamaian Irlandia, yang mereka sebut saat itu sedang mengambil foto rumah-rumah penduduk. Laporan tersebut menambahkan bahwa pasukan PBB tidak didampingi oleh pasukan Libanon.
Bint Jbeil menjadi salah satu basis utama kelompok Syiah Hizbullah. Sebagian besar wilayah di kota ini dihancurkan selama perang pada 2006.
Ardiel mengatakan, bertentangan dengan disinformasi yang tersebar, pasukan penjaga perdamaian tidak mengambil foto dan tidak berada di properti pribadi.
Ia menambahkan bahwa pasukan penjaga perdamaian sedang dalam perjalanan bertemu dengan anggota tentara Libanon untuk mengadakan patroli rutin.
“UNIFIL mengutuk serangan terhadap pria dan wanita yang melayani tujuan perdamaian, yang merupakan pelanggaran terhadap hukum Libanon dan internasional,” kata Ardiel.
Ardiel menambahkan bahwa UNIFIL juga mengutuk mereka yang memanipulasi penduduk lokal untuk memenuhi tujuan mereka.
Pasukan sementara PBB ini awalnya dibuat untuk mengawasi penarikan pasukan Israel setelah invasi pada 1978.
Misi tersebut diperluas di Libanon di bawah gencatan senjata yang ditengahi PBB setelah perang selama sebulan antara Israel dan Hizbullah pada 2006.
Insiden serupa dengan pasukan penjaga perdamaian di Libanon selatan akhir tahun lalu telah dikecam oleh Kementerian Luar Negeri Libanon. (hanoum/arrahmah.id)
