MOGADISHU (Arrahmah.com) — Kekeringan parah yang melanda Somalia membuat ribuan warganya mengungsi ke kota atau provinsi lain, berusaha mencari wilayah yang lebih baik.
Menurut data Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), lebih dari 2.000 warga ramai-ramai ke ibukota Mogadishu setelah melarikan diri dari kekeringan dalam dua hari terakhir.
“Lebih dari 2.000 pengungsi internal baru tiba di Banadir, Somalia, dalam dua hari terakhir. Total 20 ribu dalam beberapa pekan terakhir. Orang-orang ini kehilangan ternak dan mata pencaharian karena kekeringan,” lapor OCHA, seperti dikutip Anadolu Agency (29/12/2021).
OCHA mengatakan, para pengungsi sangat membutuhkan air, jamban, makanan, tempat tinggal, dan gizi.
Sekretaris Jenderal Banadir, Hirey Ahmed Roble mengatakan, krisis kemanusiaan saat ini berada di luar kapasitas pemerintah.
Sejauh ini, pemerintah telah mentransfer lebih dari 20 juta dolar AS yang dimaksudkan untuk pembangunan guna menghadapi situasi kemanusiaan dan juga menyumbangkan uang ke ibukota provinsi setempat, termasuk Baidoa, Baledwarne, dan Garowe.
Somalia tengah menghadapi salah satu kekeringan terburuk dalam beberapa dekade. Pemerintah Somalia telah mendeklarasikan keadaan darurat kemanusiaan, mendesak masyarakat internasional untuk menggandakan upayanya untuk membantu orang yang membutuhkan.
Pada Selasa (28/12), Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) meluncurkan Rencana Respons Kemanusiaan 2022 bersama 75 mitra yang bertujuan untuk meningkatkan akses ke pangan untuk 3,1 juta orang yang menghadapi kerawanan pangan akut yang parah, termasuk 1,1 juta pengungsi internal di 64 distrik. (hanoum/arrahmah.com)