MOGADISHU (Arrahmah.com) – Kelompok Asy Syabaab Al Mujahidin Somalia diklaim melancarkan serangan yang menewaskan sedikitnya tujuh orang di sebuah kota di utara ibu kota Mogadishu.
Polisi dan penduduk di Balad, 30 kilometer utara Mogadishu, mengatakan para pejuang kelompok yang selalu diklaim terkait dengan Al Qaeda itu menyerang dan menyerbu pasukan pemerintah yang menjaga sebuah jembatan di pintu masuk kota itu pada Kamis (30/12/2021) dini hari.
“Kami sedang berada di masjid ketika sedang salat ketika terjadi baku tembak hebat di jembatan. Asy Syabaab merebut kota itu, menyerbu tentara di jembatan itu,” tutur Hassan Nur, seorang penjaga toko di Balad.
“Ada beberapa pasukan polisi di kota itu. Polisi hilang. Ketika penembakan dimulai, orang-orang berlarian ke rumah mereka. Saya menghitung lima tentara tewas dan dua wanita sipil,” tambahnya.
Kapten polisi Farah Ali mengatakan para pejuang tinggal sebentar di kota itu setelah serangan tetapi kemudian pergi.
“Asy Syabaab tidak datang ke stasiun kami tetapi merebut seluruh kota dalam pertempuran dan pergi tanpa berpatroli,” kata Ali.
“Saya mengerti ada sekitar delapan orang tewas termasuk tentara,” tambahnya.
Asy Syabaab sering melakukan serangan senjata dan bom terhadap target keamanan dan pemerintah. Kelompok ini juga menargetkan pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika.
Ketegangan politik yang meningkat
Somalia, yang hanya memiliki pemerintahan pusat terbatas sejak tahun 1991, sedang berusaha untuk membangun kembali dirinya sendiri dengan bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
PBB dan negara-negara lain telah mendesak Perdana Menteri Mohammed Hussein Roble dan Presiden Mohamed Abdullahi Mohamed untuk menyelesaikan perselisihan politik yang telah mengalihkan perhatian mereka dari perang melawan pemberontak.
Presiden pada Senin (27/12) menangguhkan kekuasaan perdana menteri karena dugaan korupsi, yang dikatakan perdana menteri sebagai upaya kudeta ketika dia meminta semua pasukan keamanan untuk mengambil perintah dari kantornya.
Mohamed juga memerintahkan penangguhan komandan angkatan laut negara itu yang sebelumnya menuduh perdana menteri melakukan perampasan tanah dan penyalahgunaan tanah publik.
Keduanya juga saling menyalahkan atas penundaan lama dalam pemilihan parlemen yang sedang berlangsung. (Althaf/arrahmah.com)