KABUL (Arrahmah.com) — Di tengah kesulitan ekonomi lantaran aset yang dibekukan asing, pemerintahan Taliban melakukan kesalahan fatal. Taliban tampaknya telah salah mentransfer sekitar 800 ribu dolar AS atau setara dengan Rp 11,5 miliar ke Kedutaan Besar Afghanistan di Dushanbe, Tajikistan.
Namun Taliban tidak bisa mendapatkan kembali uang tersebut lantaran Duta Besar Afghanistan untuk Tajikistan Mohammad Zahir Aghbar menolak melakukannya.
Aghbar sendiri ditunjuk oleh pemerintahan Ashraf Ghani yang digulingkan. Ia mengatakan, uang tersebut telah disetujui oleh pemerintahan Ghani untuk pengeluaran kedutaan, termasuk gaji staf. Ia juga menyebut uang tersebut telah dihabiskan.
“Kementerian Keuangan Afghanistan seharusnya mentransfer jumlah ini ke rekening Kedutaan Besar Afghanistan di Tajikistan, tetapi pada bulan Agustus situasi di Afghanistan berubah secara dramatis, Taliban berkuasa, dan Ghani melarikan diri dari negara itu,” kata Aghbar, seperti dikutip Eurasia Net (20/12/2021).
“Kami tidak dapat mengembalikan uang ini kepada Taliban karena Taliban tidak hanya diakui oleh kami, tetapi seluruh dunia,” tambahnya.
Aghbar, seperti banyak utusan Afghanistan lainnya, telah menolak untuk berjanji setia kepada pemerintah Taliban. Alih-alih, ia mengakui mantan Wakil Presiden Amrullah Saleh mengambil tampuk kekuasaan menggantikan Ghani yang kabur.
Afghanistan memiliki lebih dari 50 kedutaan dan konsulat dan sejak Taliban merebut kekuasaan, mereka belum menerima dana dari pemerintah Taliban.
Taliban mengendalikan kementerian luar negeri dan telah menunjuk seorang menteri, tetapi langkah itu tidak memiliki legitimasi karena tidak ada negara di dunia yang mengakui pemerintah mereka. Akibatnya, semua misi Afghanistan mengalami kesulitan keuangan. (hanoum/arrahmah.com)