MOGADISHU (Arrahmah.com) – Pemerintah boneka Somalia telah menawarkan amnesti terbuka untuk pejuang Al Shabaab yang secara mengejutkan menarik diri dari ibukota, Mogadishu pada akhir pekan lalu.
“Kami menawaskan amnesti-letakkan senjata Anda dan datang dan bergabung dengan warga dan masyarakat,” ujar Abdirahman Osman, juru bicara pemerintah seperti yang dilansir AFP pada Selasa (9/8/2011).
“Bagi mereka yang telah disesatkan oleh komandan senior, kini waktunya untuk mengakhiri perang,” klaimnya.
Al Shabaab yang hingga kini masih mengontrol sebagian besar Somalia selatan, telah berjanji akan menggulingkan pemerintahan transisi Somalia untuk menegakkan syariat Islam sejak 2007 lalu.
Para pejuang yang mengontrol sekitar setengah dari Mogadishu, meninggalkan posisi mereka pada Sabtu (6/8) namun beberapa unit masih aktif di ibukota.
Para pejabat boneka merayakan penarikan diri ini yang disebut oleh Mujahidin Al Shabaab sebagai perubahan taktik militer.
Pasukan semakin tipis membentang
Mundurnya Mujahidin Al Shabaab dari Mogadishu menyebabkan tentara musuh harus mengontrol seluruh kota yang luasnya dua kali lipat dari yang pernah mereka kontrol. Ini berarti secara tidak langsung, satu tentara harus bekerja dua kali lipat dari sebelumnya, karena area fisik yang harus mereka jaga menjadi lebih banyak.
Menjaga kontrol dan menjaga keamanan adalah pekerjaan yang sangat sulit. Mereka meminta tambahan 3.000 tentara kepada Uni Afrika dalam mandat tambahan 12.000 tentara, yang awalnya dijanjikan kepada mereka, namun tidak juga datang, lapor Al Jazeera.
Seorang pejabat mengatakan kepada Al Jazeera bahwa penambahan pasukan sangatlah penting terutama jika komunitas internasional ingin mempertahankan stabilitas.
Pertempuran berlanjut
Sementara itu, pertempuran dilaporkan terus berlanjut antara Mujahidin Al Shabaab dengan tentara Somalia yang didukung oleh tentara Uni Afrika.
Tembakan sporadis terdengar di kota pada Selasa pagi, lapor AFP.
Mundurnya Mujahidin Al Shabaab dari Mogadishu tidak disertai dengan penurunan aktivitas militer mereka. Operasi militer di berbagai wilayah masih berlanjut, menargetkan tentara boneka Somalia dan Uni Afrika. (haninmazaya/arrahmah.com)